Catatan Kecil Sang Sukarelawan Dokter Bedah, Siap Operasi Pasien di Atas Kapal

author
2 minutes, 13 seconds Read

Medan Pers, JAKARTA – Pengalaman berbeda dialami para dokter yang menjadi relawan di Rumah Sakit Terapung (RSA) dr Lai Dharmawan.

Diantaranya adalah dokter bedah yang merasakan pengalaman baru dan berbeda saat mengoperasi pasien di kapal.

Baca Juga: Ucapan Selamat Warga Pulau Panggang Menyambut RS Terapung Dr Lai Dharmawan II

Kezia Sinaga merupakan salah satu dokter bedah Fakultas Kedokteran UI yang merasakan pengalaman berharga tersebut.

Dr. Keziah pertama kali bergabung dengan DoctorSHARE Foundation sebagai relawan saat bertemu dengan Dr. RSA. Bawa Dharmawan ke Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Ingat Hedonistik, RS Terapung Dr Lai Dharmawan II Berlayar Lagi ke Kepulauan Seribu

Saat itu, ia belajar bekerja sama dengan yayasan yang didirikan kampus universitas tersebut. agama palsu 

Sweet Doctor tidak mau melewatkan kesempatan untuk mendaftar menjadi relawan.

Baca Juga: Kisah Perjalanan Dokter Wahudi ke Pulau Terpencil, Melayani Puluhan Ibu Hamil dalam Sehari 

Ia kemudian mendaftar menjadi relawan Wakatobi dan mendapatkan pengalaman pertamanya berdagang di kapal.

“Di kapal kami rata-rata bisa melakukan 12 penerbangan dalam sehari. Dari operasi kecil hingga operasi besar, termasuk khitanan anak,” kata Kejia kepada Medan Pers.

Menurut Dr. Kezia, dia dan dokter serta tenaga medis lainnya seperti perawat dan apoteker tidur di kapal selama tiga bulan dalam pelayanan.

Dr Keziya Shinaga saat operasi di kapal rumah sakit. mengapung agama palsu Foto: Dika Rahardjo/Medan Pers

Relawan dokter dan staf medis memberikan layanan dan prosedur kesehatan gratis kepada penduduk pulau yang dikunjungi RSA. 

“Biasanya tidak ada kegiatan pada hari Sabtu dan Minggu saat kami bertugas di pulau-pulau. Namun kami tetap bersiaga jika ada rumah sakit di daratan dan pulau-pulau sekitarnya yang membutuhkan bantuan kami untuk melakukan operasinya, lanjut dr Kezia.

Dr. Kezia mengakui adanya perbedaan antara pasien di daerah kepulauan dan kota besar.

Oleh karena itu, petugas medis harus lebih sabar dalam menjelaskan jika ada pasien yang menderita penyakit tertentu namun takut untuk menjalani operasi di kapal.

“Kami berusaha semaksimal mungkin menjelaskannya dengan bahasa yang sederhana agar warga memahami tujuan dari usaha tersebut,” ujarnya.

Dr Keziah mengaku sangat terkejut dan terharu dengan ketulusan masyarakat pulau yang ia rawat. Ia terkejut ketika warga desa membawa sekarung kelapa sebagai ucapan terima kasih. 

“Warga membawakan kami satu karung besar berisi kelapa mentah. Jadi kami semua segera menghabiskan kelapa mudanya. “Saya kaget saat mereka memberi saya kelapa,” kata dr Kezia.

Dr Kezia Sinaga di RSA. agama palsu Foto: Natalia Lawrence/Medan Pers

Kejia kemudian mengikuti RSA Dr. Tempatkan orang-orang shaleh di Pulau Panggang di Pulau Seribu.

Di Pulau Panggang, dr. Kejia dioperasi. agama palsu. Dalam sehari, ia bersama tim DoctorShare mengoperasi puluhan warga Pulau Panggang dan sekitarnya. 

“Saya berharap rumah sakit terapung ini terus beroperasi memberikan pelayanan di kawasan 3T. Mudah-mudahan masyarakat pulau juga bisa merasakan manfaat dari layanan kesehatan gratis ini,” ujarnya. (flo/Medan Pers)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *