Medan Pers, BANJARMASIN – Prof Agung Nugroho, S.TP, M.Sc., Ph.D, 37 tahun, saat ini menjabat sebagai Guru Besar Muda di Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Agung menjadi guru besar di Fakultas Pertanian ULM memecahkan rekor Prof. dr. Abdul Halim Barkatullah dikukuhkan menjadi guru besar termuda ULM pada Juni 2019 saat Dekan Fakultas Hukum berusia 42 tahun.
BACA JUGA: Guru Besar USU Ajak Masyarakat Peduli Dunia
Selain Agung, ada pula Prof. Meilana Dharma Putra dari Fakultas Teknik, usia 38 tahun, dibuka kembali oleh Rektor ULM, Prof. dr. H.Sutarto Hadi.
Apa yang berhasil dicapai pria kelahiran Karanganyar, 19 Juli 1983 ini, merupakan hal yang penting.
BACA LEBIH LANJUT: Profesor IU: Pejabat Israel Tidak Memahami Pengalaman Indonesia
Agung Nugroho terjun dari jabatan guru menjadi profesor tanpa mengambil posisi profesor.
Persyaratan jumlah SKS seorang guru yang harus dipenuhi Agung untuk diangkat menjadi guru besar. Ia telah mencatat lebih dari 60 artikel di jurnal ilmiah.
BACA JUGA: Gus Yaqut Gagalkan Gerakan Wakaf Tunai ASN, Respons Pak Tjahjo Seperti Ini
Ia kemudian menciptakan empat paten sebagai hak milik yang didaftarkan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dari hasil penelitian pertanian.
Keempat paten tersebut adalah: Proses Pembuatan Gula Aren Krim dan Karamel Rendah Menggunakan Metode Open Pan (S00201910311), Pembuatan Madu Kaya Ekstrak Flavonoid dari Patikan Kebo (Euphorbia hirta) (S00201910513).
Dua lainnya adalah cara pembuatan ekstrak kaya flavonoid dari Simplisia Patikan Kebo (Euphorbia hirta) (S00201910512), dan alat pembuatan gula dari semut emas (S00201910312).
Bagi Agung, menjadi profesor adalah sebuah anugerah. Namun diakuinya, itu bukan tujuan sebenarnya, melainkan kondisi Tuhan.
Selain itu, lompatan yang diraihnya merupakan hasil perjuangan panjang tanpa menyerah.
“Tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita melihatnya, kita mencapainya. Kita berharap ini menjadi penyemangat bagi teman-teman yang lain karena cara kita berpindah posisi itu mungkin asalkan kita mampu menjalankan seluruh aspek penilaian yang diperlukan. dalam hukum jabatan menjadi guru besar,” ujarnya, Senin (28/12).
Agung merupakan anak dari dua orang petani H. Sartono dan Hj. Sri Purwanti. Ayahnya adalah seorang guru pertanian yang juga memiliki sawah sendiri.
Alhasil, sejak kecil Agung turut serta bersama orang tuanya bertani, membantu bercocok tanam, memanen, berjualan di pasar, dan lain sebagainya di Karanganyar, Jawa Tengah.
Meski begitu, ia mengaku tak punya keinginan untuk menjadi petani. Namun setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Karanganyar pada tahun 2001, Agung memutuskan untuk melanjutkan studi pada Program Studi Sarjana Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dan kemudian lulus pada tahun 2005.
“Jadi saya tersesat. Karena Prodi Teknologi Pertanian Industri ternyata sangat bagus, setelah panen untuk meningkatkan nilai produk sangat murah menggunakan mesin,” kata pria tersebut. dari Yesprimar Risnawati.
Setelah menyandang gelar sarjana, Agung bekerja sebagai System Analyst di PT TPS Chikafu Tbk. Solo bergabung dengan ULM sebagai dosen pada tahun 2006.
Menjadi seorang guru membuatnya semakin termotivasi untuk mempelajari ilmu pertanian. Beliau kemudian mengambil Program Magister Sains, Sains dan Teknologi Hasil Alam, Universitas Sangji, Korea Selatan, dan lulus pada tahun 2009.
Selain itu juga Program Doktor Filsafat bidang Sains dan Teknologi Produk pada universitas yang sama hingga lulus pada tahun 2014.
Agung Nugroho menerima penghargaan Outstanding Graduate pada Wisuda Universitas Sangji Periode I Tahun 2014.
Agung juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk semakin memperluas ilmunya dengan menyelesaikan Program Profesi Insinyur, Pendidikan Profesi Insinyur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat pada tahun 2018.
Menunjukkan kepiawaian dan kepenuhannya sebagai pengajar di ULM sebagai universitas terbaik nasional di pulau Kalimantan melalui Akreditasi, ayah dari Mufida Hana dan Aqila Ayumi ini menerima penghargaan Dosen Berprestasi ULM II 2019.
Penghargaan lainnya, Pemenang Penghargaan PATPI (Terbaik 1) Tahun 2019 dari Ikatan Ahli Teknologi Pangan Indonesia di Bandung dan Penghargaan Presentasi Terbaik pada International Conference of Korea Association of Herbology JINR (antara/Medan Pers) 2018.