Universitas Bhayangkara Gelar Acara Wisuda, Captain Marcellus Hakeng Raih Penghargaan Tertinggi

author
3 minutes, 1 second Read

Medan Pers, JAKARTA – Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (UBHARA JAYA) menyelenggarakan tahun akademik ke-29 dan meluluskan 1.055 wisudawan tahun ajaran 2023/2024 dengan gelar sarjana dan magister. 

Momen ini mempertegas peran UBHARA JAYA sebagai lembaga pendidikan terkemuka dalam menghasilkan lulusan berkualitas di Indonesia.

Baca Juga: Kapten Marcellus Hakeng Dianugerahi Gelar Doktor Kehormatan Bidang Kelautan

Salah satunya adalah Dr. (Honoris Causa) Kapten Marcellus Hakeng Jayawibawa, S.SiT., M.H., M.Mar., Wisudawan Terbaik Fakultas Hukum; Ia menerima gelar master di bidang hukum.

Lulus dengan IPK 3,96; Kapten Hakeng menjadi saksi nyata kualitas pendidikan di UBHARA JAYA dengan menghasilkan empat jurnal nasional dan internasional serta menulis sembilan buku dalam kurun waktu 1,5 tahun. 

Baca Juga: Mencegah Korupsi di Sektor Maritim; Komisi Pemberantasan Korupsi membutuhkan kandidat yang berlatar belakang maritim untuk menjadi pemimpin

Pencapaian ini menggarisbawahi pentingnya peran lembaga pendidikan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berdaya saing dan profesional, khususnya di bidang hukum yang lebih kuat.

Melalui penelitian dan kajiannya, Dr. Kapten. Marcellus menyoroti adanya kejanggalan antara Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2023 dengan Bidang Kemaritiman dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014, khususnya Pasal 56 yang mengatur tentang perlindungan lingkungan laut. 

Baca juga: BKI Kunjungi PT PAL, Jajaki Potensi Kerja Sama di Bidang Maritim

Kajian tersebut adalah PP no. Uji Materiil Pengelolaan Sumber Daya Kelautan pada PP No. 26 Tahun 2023 tentang Perlindungan Kelestarian Laut. 

Menurut Kapten Hakeng, PP no. 26 Tahun 2023 cenderung mengutamakan keuntungan ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya laut, khususnya pasir laut. 

“Kebijakan ini bertentangan dengan semangat hukum maritim yang menempatkan pelestarian ekosistem laut sebagai prioritas utama,” jelas Kapten Hackeng. 

Ia menambahkan, kesenjangan tersebut menimbulkan tantangan besar dalam harmonisasi regulasi di Indonesia.

Menurut Kapten Hakeng, pengambilan pasir laut secara terkendali di PP berpotensi merusak ekosistem laut yang menjadi habitat berbagai spesies, termasuk ikan.

Aktivitas tersebut tidak hanya mengancam dasar laut, namun juga mengganggu proses reproduksi ikan dan rantai makanan, yang pada akhirnya dapat berdampak buruk pada sektor perikanan. 

“Meski mengekspor pasir laut menguntungkan secara ekonomi, namun dampak lingkungannya lebih besar dan dapat mempengaruhi kehidupan nelayan serta kelestarian sumber daya laut,” tegasnya.

Selain itu, Kapten Hakeng menilai krisis antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan merupakan tantangan bersama yang dihadapi banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. 

Kebijakan menuju pembangunan ekonomi jangka pendek akan mengorbankan keberlanjutan ekosistem penting untuk generasi mendatang.

Sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia mempunyai tanggung jawab besar dalam melestarikan ekosistem laut. 

Menurut Kapten Hakeng, kebijakan seperti ekspor pasir laut dapat merusak reputasi internasional Indonesia dalam upaya pelestarian lingkungan jika tidak diatur secara bijak.

Oleh karena itu, integrasi perspektif ekonomi dan lingkungan hidup dalam kebijakan publik sangat penting tidak hanya untuk kepentingan nasional, tetapi juga untuk menunjukkan komitmen global Indonesia sebagai pengelola ekosistem kelautan, ujarnya.

Di bawah kepemimpinan Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Irjen Polisi (Purn) Prof. Bambang Karsono, SH, M.M., Ph.D., D.Crim (Honoris Causa), UBHARA JAYA berperan aktif dalam melahirkan pemimpin yang mampu memberikan solusi berbasis ilmu pengetahuan. 

Kapten Marcellus Hakeng Jayawibawa adalah contoh nyata bagaimana lulusan UBHARA JAYA tidak hanya unggul secara akademis, namun juga peka terhadap permasalahan sosial dan lingkungan yang kompleks.

Rektor Bambang Carsono terus mendorong kolaborasi interdisipliner dan kemitraan strategis untuk menjadikan UBHARA JAYA sebagai hub inovasi kebijakan yang relevan dan berkelanjutan. 

Dengan dukungan Yayasan Brata Bhakti, UBHARA JAYA tetap berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan global yang ditunjukkan dengan kontribusi luar biasa dari Dr. Kapten. Marcelus Hakeng Jayawibawa, S.SiT., M.H., M.Mar.

UBHARA JAYA tidak hanya sekedar lembaga akademis, namun juga pusat pemikiran kritis yang berperan penting dalam menciptakan kebijakan publik yang adil dan berkelanjutan. 

Tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam menyeimbangkan kepentingan ekonomi dan kelestarian lingkungan memerlukan solusi berbasis ilmu pengetahuan, dan peran penting akademisi dan lembaga akademis seperti UBHARA JAYA dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *