Medan Pers, JAKARTA – Sebagai Presiden PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Venas memikul beban yang berat.
Namun, ia merupakan seorang rocker yang terus berusaha untuk tetap berjiwa muda dengan limpahan energi melalui musik rock.
BACA JUGA: Pantau Kinerja PT Freeport Indonesia, Hasil Produksi Lampaui Target
= = = = = =
Saat menjelaskan pencapaian PTFI tahun 2023, TONY terdengar percaya diri. Meski kondisinya tidak mudah, BUMN pertambangan mampu memberikan kontribusi besar bagi negara.
BACA JUGA: Ganjar-Mahfud Dapat Restu dari 2 Tokoh Penting di Jabar, Semangat Kemenangan Tumbuh
Berbicara pada pertemuan akhir tahun PT Freeport Indonesia di sebuah hotel di kawasan Senayan Jakarta pekan lalu, Tony berbicara tentang pencapaian perusahaannya tahun ini.
Di Tahun Kelinci ini, aktivitas produksi PTFI tetap kuat, aman dan stabil. “Hasil produksi lebih dari yang diharapkan,” ujarnya.
BACA JUGA: Bos PTFI Optimis Smelter Kedua Gresik Bisa Beroperasi Hingga Akhir Mei 2024
Tony mengatakan PTFI telah memproduksi 1,6 miliar pon tembaga hingga 16 Desember 2023. Pencapaian ini lebih besar 11,5 juta pound dari tugas produksi.
Selain itu, PTFI juga memproduksi emas sebanyak 1,9 juta ons atau lebih banyak 43,5 ribu ons dari rencana produksi tahun ini.
Tony menambahkan, dengan capaian tersebut, PTFI bisa menambah pendapatan negara sebesar US$ 4 miliar.
Namun PTFI memiliki kewajiban lain seperti bea keluar sebesar US$350 juta, kewajiban menyetorkan devisa ekspor (DHE) ke perbankan sekitar US$1 miliar, dan simpanan dari pemerintah daerah sekitar wilayah operasinya di Mimica. Kabupaten, Papua Tengah,.
“Ada Rp8 triliun untuk pemda,” ujarnya.
Meski demikian, PTFI tetap bisa memberikan manfaat langsung kepada pemerintah. “Angka ini hampir 2,5 miliar dolar,” ujarnya.
Menjadi master di PTFI tidak hanya diperlukan untuk memberikan kontribusi besar bagi perusahaan dan negara.
Kini Tony juga harus mengajak perusahaan mineral yang terkait dengan Freeport-McMoRan (FCX) dan Mining Industry Indonesia (MIND ID) untuk memprioritaskan aspek lingkungan.
PTFI juga berkontribusi dalam pengelolaan mangrove di Ibukota Kepulauan (IKN).
“Kami harus mengikuti peraturan lingkungan di pertambangan.
Selain aktivitasnya sebagai Direktur Utama PTFI, Tony merupakan seorang musisi dan vokalis ulung. Dia pandai bermain piano sambil bernyanyi.
“Saya berasal dari keluarga yang menyukai musik,” kata pria asli Minahasa ini kepada Medan Pers.
Saat menjadi mahasiswa Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1980an, Tony mempunyai sebuah band. Namanya Solid 80, rombongan mahasiswa baru Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) angkatan 1980.
Pada era tersebut, Tony dan kawan-kawan dari Solid 80 membawakan lagu-lagu terkenal seperti Queen’s Bohemian Rhapsody dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
Sebagai kelompok pelajar, Solid 80 meminta masukan.
“Di banyak kota sudah dilakukan, Semarang, Bandung, Surabaya,” kata Tony.
Hingga saat ini, kemampuan Tony bermain piano sambil bernyanyi masih menonjol. Ia sering me-remix lagu-lagu band rock favoritnya.
Misalnya saja pada Koleksi Akhir Tahun PTFI, Tony merekam tiga lagu sentimental Queen, yakni You Take My Breath Away, Jealousy, dan Love of My Life.
Tony menyanyikan tuts keyboard untuk band house di hotel.
“Saya memainkan versi aslinya, jadi gitaris yang tahu bisa langsung mengisi lagunya,” ujarnya.
Tony yang terlihat pendiam dan tidak banyak bicara, ternyata bisa jadi cukup tangguh di atas panggung. Bermain musik juga membantu seseorang kelahiran 8 April 1962 ini dalam melawan usia tua.
Langkah ini terbukti efektif. Tony masih bermain rock seperti saat menjadi mahasiswa UI pada tahun 1980-an.
Apakah Anda ingin bukti? Silakan simak aktivitas Tony di YouTube dan akun Instagram Tonywenas.
Tony masih mengelola band Symphony yang dibentuknya bersama Fariz RM dan Ekki Soekarno.
Sekarang Tony juga punya proyek pribadi. Dia sedang membuat album kompilasi.
“Materinya adalah cover version lagu,” ujarnya.
Tony telah mengerjakan proyek pribadi ini selama dua tahun. Dia berkolaborasi dengan komposer terkenal Eddie MC.
Proyek pribadi bukan hanya musik rock. “Ada orkestra, itu ditulis di Makedonia.
Tony menjadi pianis dalam proyek solonya. Ia bermain piano, merekamnya di Jakarta, lalu mengirimkan hasilnya ke Makedonia.
Pria yang selalu ganteng ini berencana merilis album berisi 10 lagu. Tony pun memberikan sedikit gambaran mengenai materi dari album musik solonya.
“Terlalu banyak cinta akan membunuhmu,” katanya, mengutip lagu terkenal gitaris Queen Brian May.
Para petinggi PTFI juga meyakini bahwa Tony lebih dari sekedar CEO.
“Dia adalah CEO kami, chief entertainment officer,” kata wakil presiden eksekutif Freeport Indonesia, Mohd. Agung Laksmana lalu tertawa.
Pria asal Aceh itu mengatakan, julukan itu sebenarnya berasal dari Tony.
“Bangga juga dengan istilah CEO,” kata Agung bangga dengan bos sosialnya (Medan Pers).
BACA ARTIKEL LEBIH LANJUT… Minat Fintech Turun 0,3% Setiap Hari, AdaKami Ajak Kliennya