Terima Gratifikasi Rp21,5 Miliar, Eks Pejabat Pajak Ini Jadi Tersangka KPK

author
2 minutes, 47 seconds Read

Medan Pers, Jakarta – Komisi Korupsi – CPC (KPK) telah menunjuk mantan kepala Administrasi Jakarti (DGT) (DGT) Muhammad Haniv sebagai yang diduga dalam satu kasus yang diduga puas. Haniv diduga menerima kepuasan 21,5 miliar rp.

Meskipun tersangka 12 Februari 2025, Haniva tidak ditangkap.

Baca Juga: Periksa Kasus Investasi Fabrikasi, KPK telah memeriksa Rediers dari PT FKS Food dan IMM

“Pada 12 Februari 2025, BPK menunjuk tersangka Mohamad Haniv alias Muhammad Haniva sebagai petugas manajemen pajak Republik Indonesia karena dugaan korupsi dalam bentuk republik, direktur direktur investigasi KPK ASEP Guntur Rahayu (25).

Haniv diduga dilanggar oleh anggota 12B dari Corruption Balance Act (Corruption Act).

Baca Juga: Investigasi Kasus Prosedur DGT memeriksa KPK, banyak bos perusahaan

Haniv adalah kepala provinsi Banten dan 2015-2018. Kantor Regional Khusus DGT Jakart DGT Sejak 2011. KPK mencurigai bahwa Haniv menggunakan pengaruh dan koneksi untuk kepentingan pribadi dan pekerjaan putranya Feby Paramate, yang memiliki model Haniv Feby, bisnis pemadam kebakaran mode.

“Meskipun dia adalah kepala Kantor Regional untuk Manajemen Pajak Umum Manajemen Pajak Khusus, diduga dia telah menekan tindakan mengenai posisi dan tugasnya menggunakan pengaruh dan hubungannya demi upaya dan upayanya,” kata ASEP.

Baca Juga: Investigasi Korupsi Korupsi Kereta Api, KPK memanggil ibu rumah tangga untuk pengusaha

Salah satu tuduhan kekuasaan terjadi pada 5 Desember 2016, Haniv harus mengirim e -mail Yul Dirga, kepala kantor pajak investasi 3, yang berisi permintaan untuk menemukan sponsor untuk fow fow fow pow pour homme dari Feby Haniva, yang berlangsung pada 13 Desember 2016.

“Permintaan itu” dimaksudkan “2 atau 3 perusahaan yang hanya diketahui,” dan dalam jumlah perawatan dan jumlah ponsel dalam nama Feby Paramite dengan permintaan 1550.000.000 rp, kata ASP.

Sebagai hasil dari permintaan ini, transfer ke RP300.000.000 Paramit Paramit Account, yang diduga berasal dari wajib pajak Kantor Pajak Personalia Khusus Jakarta dan karyawan untuk KPP asing untuk investasi asing.

Pada 2016-2017, dana tersebut didaftarkan di akun Paramite Feby mencapai 804.000.000 RP sehubungan dengan implementasi keseluruhan peragaan busana. Dana ini dibagi menjadi dua sumber.

RP pertama. 387.000.000 berasal dari perusahaan atau satu wajib pajak dari kantor pajak khusus di Jakarta dan RP lainnya. 417.000.000 berasal dari perusahaan atau kantor pajak yang bukan wajib-single di area pajak khusus Jakarta.

“Semua hasil kepuasan dalam bentuk sponsor dari fow fow fow fow fow pour homme dari Feby Haniva adalah 804.000.000 RP, di mana perusahaan -perusahaan ini mengatakan mereka tidak mendapat manfaat dari memberikan sponsor uang untuk peragaan busana (tanpa paparan atau keuntungan lainnya),” kata ASP.

Selain minum uang tentang peragaan busana, Haniv juga menduga bahwa ia telah menerima uang dalam bentuk mata uang asing (mata uang asing) melalui atmadi satria.

“Pada 2014-2022, Muhammad Haniv diduga menerima banyak uang dalam bentuk dolar AS dari beberapa sisi terkait melalui Buddha Satria Atmadija,” kata ASEP.

Kemudian memasukkan uang ke dalam bentuk deposito di bank kredit pedesaan (BPR) menggunakan nama pihak lain dengan jumlah 10.347.010.000 rp yang terkenal. Seluruh deposit akhirnya dilakukan ke Haniv dengan total RP14.088.834.634 RP.

Selain itu, Haniv mencatat transaksi keuangan pada perusahaan valuta asing dan pihak terkait dengan total 6.665,00.000 RP pada periode 2013-2018.

Berdasarkan tes KPK, total tuduhan pendapatan kepuasan HANIV dicapai dengan lebih dari RPP21,5 miliar RP, yang terdiri dari sponsor pameran mode 804.000 RP, pendapatan valuta asing, RP 6.665.000 RP dan deposit BPR dengan 18.088.83.

“Fakta bahwa Muhammad Haniv meragukan Undang -Undang Korupsi Pidana dalam bentuk kepuasan di pameran mode 804.000 RP, pendapatan berbentuk mata uang lebih lanjut -rp6.665.006.000 dan akomodasi dengan setoran BPR dengan RP14.088 .56. (Tan/Medan Pers) lihat!

Baca barang -barang lainnya … Periksa PT BPR BPB BPR Bank Jeprara Artha, KPK telah memeriksa banyak saksi

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *