Medan Pers, JAKARTA – Presiden Dewan Perwakilan Daerah RI Sultan B. Najamuddin mendesak pemerintah daerah memperbarui kembali penurunan tarif tambahan pembiayaan untuk meningkatkan produktivitas dan investasi di daerah.
Hal itu disampaikan Sultan saat penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan usai peralihan ke daerah untuk Tahun Anggaran (TKD) 2025 kepada para kepala daerah di Istana Negara, Jakarta, Presiden Prabowo Subianto. pada Selasa (10/12). .
BACA JUGA: Sultan mendesak pemerintah Indonesia berpartisipasi aktif dalam konferensi internasional tentang negara Palestina
Menurut Sultan, selain meningkatkan produksi dan mendorong investasi yang lebih produktif atau efisien, rendahnya tingkat ICOR akan menyebabkan turunnya harga barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.
“Pertama tentunya kita harus mengapresiasi langkah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam menjaga perekonomian nasional tetap hidup di tengah gejolak dunia saat ini. Inflasi di negara kita terjaga dengan baik dan indeks kepercayaan konsumen (CII) sangat tinggi. ,” kata Sultan.
BACA JUGA: Panitia IV DPD RI desak Mendag dukung komunikasi antarpulau melalui platform digital nasional
Meski demikian, Sultan mengatakan pihaknya tetap meyakini pemerintah pusat dan daerah perlu menekan biaya produksi dan logistik barang dan jasa di dalam negeri. Terutama soal sektor pangan dan energi.
“Kami meyakini potensi dan inovasi menjadi kata kunci untuk mencapai kemandirian pangan dan kemandirian energi. Oleh karena itu, menurunkan angka ICOR saat ini, pemerintah daerah mempunyai peran penting,” tegas Sultan.
BACA JUGA: Komite III adakan rapat dengan Menteri Agama DPD RI, kata Penatua Leah Istifhama
Menurut mantan Wakil Gubernur Bengkulu ini, dengan bertambahnya anggaran TKD, pemerintah daerah terus memperbarui kebijakan untuk menekan biaya produksi dan logistik di daerah.
Dengan cara ini, kegiatan ekonomi dan investasi di sektor pangan dan energi dapat dikembangkan sepenuhnya.
“Pemerintah daerah menjadi garda terdepan dalam kebijakan pemerintah saat ini. Oleh karena itu, perkembangan perekonomian nasional bergantung pada kemampuan sebagian besar pemimpin daerah dalam memaknai dan mendukung program pemerintah dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) menuliskan ICOR di Indonesia akan mencapai 6,33 pada tahun 2023. Angka ini lebih tinggi dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.
Sekadar informasi, ICOR merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan tingkat efisiensi investasi di suatu negara.
Semakin kecil skor ICOR maka semakin efisien biaya investasi yang diperlukan untuk menghasilkan produk (jum/Medan Pers).