Medan Pers, YERUSALEM – Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Harakat al-Mukawwamatul Islamia atau Hamas tak meninggalkan nafas lega di tanah yang diduduki Palestina.
Kini Israel khawatir Hamas berencana melakukan serangan lagi.
BACA LEBIH BANYAK: Dikabarkan Dibunuh Israel, Pemimpin Hamas Muncul Kembali
Perhatian Pasukan Pertahanan Israel (IDF) saat ini terfokus pada kemungkinan Hamas menggunakan masuknya bantuan kemanusiaan sebagai kedok penyelundupan senjata.
“IDF khawatir Hamas akan mencoba menggunakan pengiriman bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar ke Gaza untuk mengimpor senjata dan peralatan teknologi guna mempersiapkan pertempuran berikutnya,” menurut laporan The Jerusalem Post. tentara negara Yahudi.
BACA LEBIH LANJUT: Hamas dan Israel sepakat gencatan senjata, akan ada pertukaran tahanan dengan sandera
Hamas melancarkan serangan mendadak pada 7 Oktober 2023. Aksi berapi-api ini menyebabkan ribuan warga Israel tewas.
Di antara warga sipil Israel yang terbunuh adalah tentara dan polisi. Selain itu, Hamas juga menculik ratusan warga Israel dan menyandera mereka.
BACA JUGA: Trump Segera Menjabat, Timnya Anggap Indonesia Sebagai Tempat Pemukiman Kembali Warga Gaza
Serangan itu memicu pembalasan Israel. Setidaknya 47.000 warga Gaza tewas dalam serangan IDF yang berulang kali.
Israel dan Hamas sepakat mengakhiri pertempuran pada 15 Januari 2025 sebagai hasil perundingan di Doha, Qatar. Kesepakatan tersebut dibarengi dengan kesediaan Israel untuk membuka blokade terhadap Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
Memang benar, IDF telah menghancurkan terowongan bawah tanah yang merupakan sistem penting melawan Hamas dan kelompok Jihad Islam Palestina.
Namun hal tersebut tidak menyurutkan kewaspadaan Israel dalam mengantisipasi serangan lanjutan Hamas. Komando Selatan IDF telah meningkatkan kesiapannya, termasuk penargetan, pengumpulan intelijen, pemeliharaan kendaraan tempur dan inspeksi lainnya.
Direktorat Operasi IDF, Direktorat Intelijen Militer, Angkatan Udara Israel dan Kepala Komando Selatan, Mayor Jenderal Yaron Finkleman, juga memerintahkan perencanaan tahap pertempuran selanjutnya di berbagai wilayah Jalur Gaza.
IDF juga meningkatkan upaya untuk memperkuat fasilitas keamanan, membuat fasilitas pertahanan dan mempersiapkan pembangunan pos-pos terdepan di pos-pos terdepan. Situasi ini diperkirakan terjadi jika perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas tidak terwujud.
Menurut sumber IDF, warga Israel yang berada di wilayah perbatasan dengan Jalur Gaza seharusnya aman dan terlindungi.
“Hamas menyadari kekurangan kami sebelum tanggal 7 Oktober dan mengambil keuntungan penuh dari peluang itu.” “Seperti yang terjadi sekarang,” katanya.
Sumber tersebut mengatakan berbagai pasukan Israel memaksa Hamas mengubah taktiknya. Sekarang Hamas menggunakan taktik teroris.
“Ini juga sulit, tapi kami siap menghadapi situasi apapun, termasuk kejutan,” tambahnya (JPost/Medan Pers)
BACA LEBIH LANJUT ANGGOTA… Saat mereka menyetujui gencatan senjata, Israel kembali membunuh warga Gaza