Medan Pers – Badan Karantina Indonesia Pada tanggal 18 Oktober 2024, telah berlalu hari jadi pertama lembaga yang disingkat Barantin ini menjadi lembaga independen di bawah presiden. Berawal dari unit di Kementerian Pertanian, Barantin kini bertekad menjadi raksasa untuk menjaga ketahanan negara.
Laporan Redaksi Medan Pers, Jakarta
BACA JUGA: Upaya Barantin menjaga kedaulatan Indonesia di mata dunia
Sahat M. Panggabean tampak penuh percaya diri saat memaparkan kinerja jajarannya baru-baru ini di hadapan pemimpin redaksi. Pria berdarah Batak itu menjelaskan berbagai aturan kepada Barantino.
Payung hukum terpenting bagi Barantin adalah Undang-Undang (UU) No. 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Di bawah ini adalah Keputusan Presiden (Perpres) no. 45 Tahun 2023 tentang Badan Karantina Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2023 tentang peraturan pelaksanaan UU No. 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.
BACA JUGA: Pj Gubernur Sumsel dan Pusat Karantina Kerjasama Perkuat Ekspor Pertanian
“Jangan lihat tahun ini, kita masih anak-anak, kita adalah raksasa,” kata Sahat.
Menurut Sahat, sebagai lembaga yang berwenang melakukan karantina, Barantin merupakan bagian dari sistem pertahanan negara dari sudut pandang non-militer. Tugasnya antara lain: mencegah masuknya hama dan penyakit (bioterorisme) dan penyakit zoonosis yang mengancam kesehatan manusia.
BACA JUGA: Balai Karantina Hewan Gagal Menyelundupkan Sirip Hiu ke Bakauheni
“Bioterorisme itu mengerikan, tidak perlu menembakkan senjata nuklir, (hanya) senyawa yang dapat menghancurkan barang-barang kita saja sudah cukup,” ujarnya.
Barantin juga harus menjamin kesehatan dan keamanan komoditas pangan strategis (hewan, ikan, dan tumbuhan) yang diangkut. Dengan kekuatan tersebut, Barantin dapat memaksa negara lain yang ingin mengimpor pangan, hewan, dan tumbuhan ke Indonesia untuk mematuhi peraturan setempat.
“Kami akan mengabaikannya dalam hal-hal yang berbeda untuk mengikuti aturan kami,” katanya.
Oleh karena itu Barantin beralih ke negara mitra. Menurut Sahat, sikap Indonesia terhadap pemberlakuan karantina harus bisa disamakan dengan negara lain.
“Kalau mau berbisnis ya ikuti aturan yang ada di Indonesia. “Jangan kirim sampah,” katanya.
Lebih lanjut Sahat menyatakan, karantina sebagai sistem pertahanan negara dapat diterapkan di semua tingkatan. Barantin juga didukung oleh lulusan SDM dari berbagai universitas terkemuka.
“Saya didukung sumber daya manusia yang unggul. “SDM kita sangat terampil,” kata Sahat.
Selain itu, Barantin terus meningkatkan sarana dan prasarananya. Barantin juga terus memperkuat sistem karantina. “Itulah semangat karantina,” ujarnya.
Namun karyawan Barantin harus bekerja 24 jam sehari. Selain itu, karyawan Barantin juga sering terkena bahaya yang berbahaya.
“Terkadang hal itu mengancam nyawa.” “Ada yang terpaksa menggunakan parang, hanya tinggal menggunakan tali untuk naik ke kapal bahkan ada yang menendang sapi,” ujarnya.
Namun Sahat meyakinkan, para pegawainya berusaha menjaga profesionalisme dalam bekerja. Profesionalisme tersebut juga tercermin dari kedisiplinan pegawai Barantin dalam menegakkan aturan karantina.
Misalnya, Barantin diduga berada di bawah tekanan untuk melepaskan anggur muscat yang diduga bermasalah dari Tiongkok. Sahat menegaskan, Barantin melakukan uji laboratorium terhadap buah premium.
Barantin menguji 700 sampel anggur muscat di laboratorium terakreditasi. Pengujiannya menggunakan standar internasional yang hasilnya dapat diperhitungkan.
Hasil uji laboratorium menunjukkan anggur muscat impor aman dikonsumsi. Oleh karena itu, Sahat menolak gagasan menekan Barantin untuk buah-buahan asal China.
“Barantin tidak ada hubungannya dengan politik. Kalau ada penyakit, kami tolak. Hal ini jelas dan berlaku di seluruh dunia. Apakah kita ingin masyarakat kita mendapat makanan sehat atau tidak?” kata Sahat.
Mantan anak buah Luhut Binsara Pandjaitan di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) itu menegaskan, Barantin tidak akan menghalangi masuknya pangan asal hewan dan tumbuhan ke dalam negeri. Namun Sahat menegaskan, pihak yang mengimpor barang strategis harus mematuhi peraturan Indonesia.
Ikuti saja aturannya, tidak akan kita persulit, sistemnya juga digital, tarif berlaku, katanya.
Sahat mengatakan digitalisasi dan keterbukaan tarif merupakan upaya memperkuat layanan Barantin. Menurut dia, Barantin juga diperkuat dengan keterlibatan instansi terkait untuk memudahkan pemenuhan tugas karantina.
Namun ketegasan Barantin dalam menerapkan sistem tersebut membuat broker yang biasa bertransaksi di patgulipat mengalami kerugian. Hal ini terkadang membuat para calo terpojok dan menyudutkan Barantin.
“Yang dirugikan hanyalah para calo. “Ini bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Sepanjang tahun berdirinya lembaga baru tersebut, Barantin telah melakukan 2.309 aksi. Rinciannya meliputi tindakan di bandara sebanyak 1.445 kali, pelabuhan (745 kali), fasilitas lintas negara atau PLBN (60 kali), dan kantor pos (59 kali).
Selain itu, Barantin juga mengirimkan Notice of Non-Conformance (NNC) kepada otoritas karantina di berbagai negara. Jumlahnya mencapai 1.120 NNC
“Ada barang impor yang tidak memenuhi persyaratan karantina. “Komoditasnya antara lain sapi, domba, bibit gandum, kacang tanah, akar murbei, beras, kedelai, bawang putih, bibit kentang, dan jagung,” kata Sahat.
Lantas bagaimana kesiapan Barantin menghadapi rencana pemerintah Presiden Prabowo Subianto yang mengimpor sapi sebagai bagian dari program susu gratis untuk anak sekolah?
Sejauh ini Barantin mengidentifikasi dua negara asal sapi impor tersebut, yakni Australia dan Brazil. Sahat mengatakan, jajarannya dikirim ke kedua negara tersebut sekitar dua bulan lalu untuk memastikan kesehatan sapi yang dikirim ke Indonesia.
“Kami pastikan (sapi perah) sehat, tidak ada penyakit mulut dan kuku (Red). “Semua hewan yang akan dikirim ke Indonesia sudah divaksinasi,” ujarnya.
Sahat memastikan tidak ada sapi impor yang terlewat dalam pemeriksaan BArantin. Ia mengaku penelitian tersebut tidak melibatkan pengambilan sampel.
“Semuanya (diperiksa), bukan sampelnya. Sudah diverifikasi laboratorium yang disepakati dan tidak palsu,” ujarnya (Medan Pers).