Medan Pers, PALEMBANG – Kopi 16 Pro menjadi favorit anak muda di ujung Pasar 16 Ilir Palembang.
Pasalnya kafe terapung ini menghadap langsung ke Jembatan Ampera.
BACA SEMUA: Pertama di Bandung, Wasken Resto menawarkan chef’s table kepada pelanggan
Generasi muda tidak hanya sekedar menikmati secangkir kopi, namun juga merasakan rasa memiliki di dalamnya.
Tamu lainnya, Feny Maulia Agustín, mengaku meski merasa pusing dan mual selama berada di kafe, namun ia mendapatkan sudut pandang baru.
BACA LEBIH LANJUT: Kenalkan Bagusnya Pariwisata di Palembang, KAI bersama Rail Runners selenggarakan fun run sejauh 5 km
“Pertama-tama saya merasa dingin di kepala dan mual, karena tempat ini terapung, ada kapal yang lalu lalang bergerak, dan menariknya, itulah yang membedakannya dengan kafe lain,” kata Feny saat berkunjung. Kopi 16 Pro Palembang. , Senin (17/9).
Feny mengatakan, rasa pusingnya perlahan hilang saat duduk berlama-lama di atas Kopi 16 Pro.
BACA JUGA: Cicipi Makanan Enak dan Murah di Café Seblak Bohay
“Beberapa saat kemudian rasa pusing itu hilang saat melihat kapal-kapal melintas dan indahnya Jembatan Ampera, beberapa saat kemudian saya santai, tidak terasa sudah terlambat,” kata Feny.
Kopi 16 Pro merupakan kafetaria pertama yang berkonsep terapung, tak heran usianya belum genap satu tahun, kantin ini selalu ramai dikunjungi mulai dari anak muda, dewasa, orang tua bahkan anak-anak.
“Saya sudah berkali-kali makan pempek di Sungai Musi, tapi baru kali ini saya menghabiskan waktu di pinggir sungai, saya kesini karena penasaran, dari awal saya ingin membukanya, tapi kemudian saya lakukan. seru, seru, apalagi kalau malam lihat lampu-lampu Jembatan Ampera,” ujarnya. Feni.
Rey, pemilik Kopi 16 Pro, mengatakan pembangunan kafe terapung tersebut didasarkan pada penelitian yang dilakukan terhadap rumah perahu di tepian Sungai Musi.
“Selama ini Sungai Musi hanya sebatas restoran, makanya kami ingin membuat kantin dengan konsep terapung,” jelas Rey.
Rey dan beberapa temannya pun meminta izin kepada pemerintah kota untuk membangun gedung di Sungai Musi.
“Kami minta izin ke Pemkot Palembang, alhamdulillah jawabannya iya. Kami mulai mencari perajin dari Jalur Banyuasin, karena rata-rata bangunan di sana terapung semua,” kata Rey.
Dahulu bangunan terapung ini dipasang di bawah air, hal ini bertujuan agar bangunan tersebut tidak bergerak meskipun arus sungai sangat deras.
Penguatan struktur dimulai dengan memastikan posisi papan dan drum kuat di dalam air.
“Perakitan struktur bangunan dari kayu, baja, dan atap dilakukan di kawasan 3-4 Ulu, selanjutnya dibawa ke kawasan tersebut menggunakan ketel,” jelas Rey.
Antusiasme masyarakat yang besar membuat sang pemilik membuka kantinnya selama 24 jam.
“Yang paling banyak masuknya pengunjung adalah pada malam hari, karena selain tidak terbakar, pengunjung juga bisa menikmati indahnya Jembatan Ampera,” jelas Rey.
Fitur menarik lainnya yang ditawarkan Kopi 16 Pro adalah tersedianya kamera gratis bagi pelanggan yang ingin ngopi dengan latar belakang Jembatan Ampera.
“Selain kopi, kami juga menyediakan makanan ringan, harganya berkisar Rp 18.000 hingga Rp 40.000,” tambah Rey.
Bagaimana tertarik mengunjungi Kopi 16 Pro?
Saran saja, sebaiknya sore hari guys, karena selain tidak panas, Jembatan Ampera juga sangat indah saat itu. (mcr35/Medan Pers)