Medan Pers – MALAYSIA – Seorang pemuda asal Lombok (NTB), Nusa Tenggara Barat diduga ditikam oleh rekannya dari Malaysia tak lama setelah mengakhiri panggilan video.
Pemuda tersebut adalah seorang TKI bernama Ahmad Rifai. Dia meninggal setelah ditusuk dengan benda tajam.
Baca juga: Usai Luar Negeri, Prabowo Minta Para Menteri Lanjutkan Pemberitaan Lewat Video Call
Seorang warga yang bekerja di Malaysia diduga menjadi korban pembunuhan tersebut, kata Hasan Basri, Kepala Desa Pendem di Kecamatan Janapriya, Lombok Tengah.
Pemerintah desa dan Dinas Sumber Daya Manusia dan Imigrasi (Disnakertrans) pun turut datang ke rumah duka untuk mendengarkan cerita keluarga.
Baca Juga: WhatsApp Perkenalkan 2 Fitur Baru Agar Video Call Makin Menarik
Keluarga korban mengaku bekerja sebagai mandor di Malaysia dan pelaku merupakan operator alat berat atau anak buah korban, ujarnya di Lombok Tengah, Rabu (12/12).
Peristiwa itu terjadi pada Minggu (15/12). Korban sudah tiga tahun mengadu nasib di Malaysia.
Baca Juga: BLK Disnaker Mulai Pelatihan Bahasa Jepang Diinginkan Pj Bupati Judi Ramli
Dia diduga ditikam oleh seorang bawahannya sesaat setelah menghubungi keluarganya di Lombok.
Kejadian tersebut kemudian dibagikan secara luas di media sosial (medsos).
Polisi Malaysia telah menangkap pelaku penikaman.
Sementara itu, pemulangan jenazah masih diproses.
Pelakunya diduga berasal dari Bugis Makassar, ujarnya.
Ia mengatakan, beberapa saat sebelum kejadian, korban menghubungi keluarga melalui bantuan video call (VC) untuk mengklarifikasi keadaannya.
Setelah itu, ponsel korban dimatikan. Setelah ponsel dimatikan, pelaku menusuk korban.
Korban langsung ditusuk dari belakang dan mengalami luka di bagian leher dan perut, ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Relokasi, Perluasan Departemen Tenaga Kerja dan Imigrasi Disnaker dan Imigrasi Lombok Tengah, Supiandi belum bersedia berkomentar detail setelah menerima konfirmasi tersebut.
Pasalnya, pihak Imigrasi Tenaga Kerja masih melakukan penggeledahan di rumah duka.
Tim kami sudah menelusuri keluarga korban untuk mendapatkan informasi. Kemungkinan korban mengambil jalan keluar nonprosedur, ujarnya (Antara/Medan Pers).
Baca artikel lainnya… WhatsApp akan membuat panggilan video lebih menyenangkan