Medan Pers – SUBANG – Hasil sementara penghitungan aktual Pilkada Purwakarta 2024 menunjukkan pasangan calon (paslon) Saepul Bahri-Abang Ijo Hapidin berada di urutan teratas, disusul Yadi Rusmayadi-Pipin Sopian, Anne Ratna Mustika – Budi Hermawan, Zainal Arifin – Sona Maulida Roemardie.
Soal Pilgub Jabar 2024, Dedi Mulyadi menempati posisi pertama dengan perolehan suara cukup meyakinkan.
Baca Juga: Penghitungan Cepat Pilkada Purwakarta 2024: Begini Perolehan Suara Anne Ratna Mustika Sejauh Ini
Dedi Mulyani sendiri sehari setelah pencoblosan beraktivitas seperti biasa, mulai dari berolahraga hingga bertani, hingga akhirnya dinyatakan sebagai pemenang Pilgub Jabar versi cepat.
“(Bertani) ini sudah saya praktekkan sejak lama, dari kecil sampai sekarang saya ikut menanam padi di sawah bersama masyarakat Lembur Pakuan,” kata Dedi dari Kabupaten Subang, Kamis (28/). . 11)
Baca Juga: Kisah Dedi Mulyadi yang Nyaris Batal Ikut Debat Jelang Pilgub Jabar
Mantan Bupati Purwakarta ini sudah dua musim bercocok tanam, menanam tanaman padi organik di lahan miliknya di Lambur Pakuan, Suban.
Sejak dulu Dedi Lember telah mengembangkan pertanian organik dan peternakan di Pakuan.
Baca Juga: Reaksi Dedi Mulyadi Saat Sebut Calon Gubernur ‘Content Creator’
Hampir 100 persen beras yang ditanam bebas bahan kimia. Pupuk dan pestisida menggunakan bahan organik yang ramah lingkungan.
Bersama sejumlah warga, ia menanam pohon. Dengan berpakaian serba hitam dan bertopi danau, ia langsung menyusuri sungai dan menanam benih padi.
“Sejak kecil saya mempunyai kebiasaan ikut menanam padi di sawah bersama masyarakat Lembur Pakuan. Oleh karena itu harga beras selalu mahal dan menanamnya sangat sulit,” ujarnya.
Dedi berharap bisa membuat kehidupan petani lebih sejahtera. Hal ini bisa dicapai jika gabah yang dipanen langsung dibeli oleh petani dengan harga standar berdasarkan nilai produksi kuintal.
“Sekarang harganya sekitar Rp 800.000, kalau impor bisa Rp 500.000. Kalau harganya Rp 900.000, petani bisa untung. Itupun keuntungannya paling banyak hanya 10-20 persen,” ujarnya. .
Selain pengadaan, pemerintah juga harus membangun gudang terpadu melalui Bulog agar kualitas beras bisa tetap terjaga dalam jangka panjang. Karena saat ini sebagian besar toko di blog tersebut kondisinya memprihatinkan.
Selain itu, ke depan Deddy juga akan membuat kurikulum berbasis budaya berdasarkan wilayah tempat tinggal anak tersebut. Kurikulumnya mungkin menyangkut pertanian, peternakan, laut, pegunungan atau kota.
“Ini hanya contoh kecil: anak-anak desa belajar beternak 10 ekor bebek agar bisa makan telur setiap hari untuk memenuhi kebutuhan gizinya,” ujarnya.
Sementara itu, usai menanam padi organik, Dedi Mulyadi melanjutkan aktivitasnya menyambut tamu di Lembur Pakuan Subang untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya di Pilgub Jabar. (sam/antara/Medan Pers)