Medan Pers, JAKARTA – Pada Kamis (10-10), Direktorat Jenderal Pengelolaan Keuangan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyelenggarakan webinar bertajuk “Community Talk”. generasi muda”.
Sekretaris Jenderal Manajemen Keuangan dan Risiko Ubaidi Socheh Hamidi mengatakan webinar ini diselenggarakan dalam rangka perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78.
BACA JUGA: DJPPR Sebut Green Sukuk Sebagai Terobosan Green Finance di Indonesia
Acara digelar secara hybrid di auditorium DJPPR dan melalui channel YouTube DJPPR Kementerian Keuangan.
Dalam keynote Speech-nya, Ubaidi berharap acara tersebut dapat memperkuat peran para pendidik dalam meningkatkan literasi keuangan generasi muda Indonesia.
BACA JUGA: DJPPR Sebut Utang Indonesia Dibelanjakan untuk Pembangunan Ekonomi
“Selanjutnya, semakin besar kesadaran akan peran APBN dan sarana investasi, khususnya SBN ritel,” kata Ubaidi.
Ubaidi juga menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk meningkatkan literasi keuangan generasi muda dan pemahaman APBN.
“Kolaborasi ini akan menciptakan sinergi yang kuat dalam menciptakan generasi muda yang melek finansial dan memahami pentingnya peran APBN dalam pembangunan,” tambah Ubaidi.
Acara ini menarik lebih dari 1.700 peserta, mulai dari kalangan pendidik, mahasiswa, komunitas, dan masyarakat umum yang peduli akan pentingnya literasi keuangan dan antusiasme mereka.
Acara ini dibagi menjadi dua sesi utama yang menampilkan narasumber dan praktisi yang ahli di bidangnya untuk memberikan perspektif yang relevan dan inspiratif kepada peserta.
Sesi pertama talkshow bertajuk “Guru dan Pemuda Literasi Investasi: Belajar Mandiri, Kelola Uang Anda”, menampilkan dialog inspiratif antar pakar manajemen keuangan, khususnya Direktur Surat Utang Negara, Deny Ridvan. dan Preeta Gozi, Penasihat Umum dan Direktur Pelaksana, ZAP Finance.
Deni menekankan pentingnya peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan karena dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat.
“Masyarakat juga perlu beralih dari bailout society menjadi investing society dengan harapan kemandirian dapat dicapai melalui pembiayaan pembangunan,” kata Deni.
Deneen mengatakan, untuk itu DJPPR Kementerian Keuangan meluncurkan berbagai instrumen SBN ritel sebagai peluang investasi yang sederhana, aman, dan menguntungkan bagi masyarakat.
“Kami juga melihat tren di mana investor sangat peduli terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan. Kami telah mengembangkan produk obligasi/sukuk tematik seperti Green Sukuk, SDGs Bond dan Blue Bond. “Pemerintah saat ini menawarkan SUN ritel seri ORI026T3 dan ORI026T6, obligasi SDG ritel pertama,” jelas Deni.
Dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi SDG akan digunakan untuk mendukung program pemerintah dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) (mcr10/Medan Pers).