Program Insentif Dinilai Bisa Bangkitkan Industri Otomotif

author
1 minute, 52 seconds Read

Medan Pers, Jakarta – Dalam beberapa tahun terakhir, industri otomotif Indonesia terus terpuruk. Salah satu cara untuk menghidupkan kembali industri ini adalah melalui program stimulus dari pemerintah.

Pasalnya, program stimulus pemerintah bisa membantu menghidupkan kembali sektor otomotif Tanah Air yang terus terpuruk.

BACA JUGA: Skandal Industri Otomotif Jepang, Honda Curang 3 Kali Sejak 2009

Pakar otomotif Institut Teknologi Bandung Janes Martinez Pasaribu mengatakan langsung kepada ANTARA di Jakarta, Minggu (8/9).

Dia mengatakan insentif tersebut dipandang sebagai jalan keluar bagi sektor otomotif, salah satu industri yang paling terkena dampak krisis ini.

BACA JUGA: Skandal Industri Otomotif Jepang Usai Pemerintah Toyota Selidiki Yamaha

“Tentu (stimulus) pasar otomotif nasional akan berdampak besar,” kata Yanes.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk kelas menengah mengalami penurunan sekitar 9,5 juta jiwa dalam lima tahun terakhir, dan dampak penurunan kelas pendapatan masyarakat sudah sangat terasa. . Selama 15 tahun terakhir, industri otomotif nasional antara lain mengalami penurunan pangsa pasar dan penjualan mobil meskipun ada intervensi dari pemangku kepentingan.

BACA JUGA: Skandal di Industri Otomotif Jepang, Toyota Kembali Minta Maaf

Berbagai event otomotif nasional digelar secara internasional untuk menggairahkan minat beli pasar, salah satunya adalah Gaikindo Indonesia International Motor Show (GIIAS) yang diselenggarakan setiap tahun oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Namun, menurut Yanes, hal tersebut belum cukup untuk meningkatkan penjualan secara berkelanjutan.

“Dalam 15 tahun terakhir kita terus terpuruk, terpeleset terus. Berbagai upaya telah dilakukan, event GIIAS telah diciptakan oleh Gaikindo. Kalau ajang GIIAS loncat pasti turun lagi dan kita turun terus,” ujarnya.

Selain mendukung berbagai program insentif dan subsidi masyarakat dari pemerintah, Janes menambahkan, industrialisasi harus dilaksanakan.

“Kita perlu masuk ke industri, nilai tambah adalah nilai tertinggi di industri,” kata Yance.??????Prinsip ekonomi industri adalah produksi, bukan konsumsi. Contoh industrialisasi adalah nikel yang nilai jualnya bisa 150 kali lipat dibandingkan bahan bakunya, bahkan pada aki kendaraan, jika diolah dari hulu hingga hilir.

Industrialisasi juga dapat dilakukan di berbagai sektor lainnya, misalnya komponen otomotif dan masih banyak lagi.

Pada tahun 2019, jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia mencapai 57,33 juta jiwa. Sedangkan pada tahun 2023, jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia dilaporkan sebanyak 48,27 juta jiwa atau 17,44 persen dari total penduduk Indonesia.

BPS juga melaporkan penurunan populasi kelas menengah menjadi 47,85 juta pada tahun 2024, atau 17,13 persen dari total penduduk Indonesia. (Antara/Medan Pers)

Baca artikel lainnya… Airlangga dukung produksi EV untuk mendongkrak industri otomotif

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *