Medan Pers, Jakarta – Beban penyakit pernafasan dalam laporan internasional yang dirilis Institute of Health Medicine and Evaluation (IHME) menunjukkan jumlah kasus penyakit pernafasan di Indonesia sangat tinggi.
Faktor-faktor seperti polusi udara, merokok, dan penyakit menular mempunyai dampak besar terhadap kesehatan paru-paru.
Baca juga: 4 Manfaat Kopi yang Mengejutkan, Menyehatkan Kulit
Data beberapa penyakit pernafasan adalah pneumonia yang mencapai 5.900 kasus per 100.000 penduduk; Asma 504 kasus per 100.000 penduduk; PPOK 145 kasus per 100.000 orang; Dan kanker paru-paru, 18 kasus per 100.000 orang.
“Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah meningkatnya polusi udara saat ini, berdampak buruk pada kesehatan paru-paru,” kata Direktur Medis Astrazeneca Indonesia Dr. FedDy, Kamis (3/10).
Baca Juga: 8 Diet Efektif Atasi Kecemasan Puasa
Menurutnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada tahun 2024, pneumonia menyebabkan 52.500 kematian setiap tahunnya.
Selama ini, kanker paru-paru menyumbang 28.600 kematian dan asma menyumbang hampir 27.600 angka kematian.
Baca juga: 7 Manfaat Minum Susu, Bisa Membantu Anda Mengobati Penyakit Ini
Oleh karena itu, menjaga kesehatan dan perawatan paru menjadi penting untuk menarik perhatian semua pihak, sehingga permasalahan ini dapat diatasi. Kolaborasi antar departemen juga perlu menjadi sangat penting.
“Langkah-langkah berbeda perlu diambil untuk mengurangi beban penyakit pernafasan pada sistem kesehatan,” katanya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa upaya dapat dilakukan, antara lain mengintegrasikan pemeriksaan kesehatan paru ke dalam program pemeriksaan kanker paru dan pemeriksaan kesehatan umum.
Selain itu, penargetan aktif terhadap individu tingkat tinggi terhadap layanan kesehatan dasar, termasuk perolehan dan pelatihan tenaga kesehatan profesional untuk penggunaan sukarelawan.
Penyakit pernafasan kronis mempunyai dampak negatif terhadap individu dan masyarakat, mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup. Hal ini juga memberikan beban berat pada sistem layanan kesehatan karena meningkatnya angka rawat inap,” katanya.
Agaszeneca dalam peringatan Hari Kehormatan Sedunia juga turut serta mengajak masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan paru-paru dan meningkatkan pentingnya deteksi dini dan penanganan penyakit pernafasan.
Selama lebih dari 53 tahun di Indonesia, Astrazeneca telah meluncurkan berbagai inisiatif bekerja sama dengan lintas bursa untuk memperkuat lingkungan di lingkungan Indonesia.
Pada tahun 2024, Astrazeneca menandatangani perjanjian kerja sama dengan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan pelayanan puskesmas terhadap penyakit primer, antara lain asma dan kanker paru. (ESY/Medan Pers)