Polisi Ungkap Kronologi Kasus Pembacokan di Ponpes Ibun Bandung, Oh Ternyata

author
1 minute, 41 seconds Read

Medan Pers, Bandung – Santri di salah satu sekolah asrama di distrik Ibun, Bandung Regency meninggal dalam darah pada hari Rabu (5 Maret 2025) sekitar pukul 01.30 WIB.

Surat pertama Santri A, 14, diretas karena diharapkan memperkosa salah satu siswa

BACA JUGA: Viral of Pak Ogah’s Stackbing Action di Bonhongsall Bandung, 4 aktor yang dituntut oleh polisi

Polisi Ibun IPTU menolak Furtjahjanto, mengatakan bahwa kejadian ini dimulai dengan Santri A, yang akan memperkosa salah satu Satriwati dengan singkatan f, 20. 

Pada saat kejadian, senjata yang tajam itu milik tipe sabit untuk menangkap F. 

Baca juga: Komisi dengan Komisi III, penyebab bencana ditolak dengan anak -anaknya sehingga polisi diperiksa oleh polisi.

Namun, F terkejut dan kemudian berteriak untuk membangunkan semua orang di sekolah asrama. Karena penangkapan, lalu dia melarikan diri. 

“Singkatan Santri lolos. Kemudian semua siswa mencari tempat tinggal Santri A”, DENY, Kamis (6 Maret 2025). 

Baca juga: Ini mengaktifkan penduduk Tab 3 di Lombok Timur pada Malam Tahun Baru

Kemudian salah satu jalan pintas pria membantu para korban rumah sakit. Dalam perjalanan mereka menemukan pelakunya A. 

Ada kekacauan antara santri yang menyebabkan peristiwa penikaman. 

“Di tengah jalan Santri F, 23 tahun, dia melihat orang Santri yang menganiaya Santriwati. Karena dia masih mengenakan parang, keras, segera dipotong,” jelasnya. 

Denie mengatakan bahwa partainya masih menyelidiki tujuan asli Santri A anak -anak, mengunjungi siswa. 

Karena keadaan sptiwati menyangkut celana terbuka. Perkiraan sementara, pemerkosaan akan dilakukan. 

“Sebelum kematiannya Santri dan dia tidak tahu apa -apa untuk para siswa ini. Karena situasi siswa dibuka, tetapi pakaian dalam tidak terbuka,” katanya.

“Ini adalah retret atau ingin memperkosa karena kami tidak bisa mendapatkan informasi, orang yang terlibat masih dirawat di rumah sakit,” lanjutnya. 

Setelah insiden Santri F, yang difokuskan pada polisi dan diperiksa. Sementara itu, Santiwati dari korban pemerkosaan yang mencurigakan masih diperlakukan. 

“Santri A diperlakukan sekitar jam 6 pagi untuk menerima pesan tentang Santri yang mati. Oleh karena itu, dua peristiwa, dua masalah kriminal, dua korban, dua tersangka sejati,” katanya. 

Insiden ini mengatakan dia membantah, diberi wewenang kepada Unit Investigasi Polisi Bandung (Satreskrim) untuk diselidiki lebih lanjut. 

“Kami saat ini melaporkan polisi Bandung untuk tujuan perilaku,” pungkasnya. (Mcr27/Medan Pers)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *