Medan Pers, Bandung – Perang untuk pembangunan kota Tamansari Tamanansari – tanpa Bandung Kota, mendirikan media sosial di pertengahan tahun 2019.
Walikota Bandung, yang kemudian dijalankan oleh Ridwan Kamil, mulai membangun area perumahan untuk membangun rumah.
BACA JUGA: Penduduk Tamansari Bandar dapat memahami jajaran rumah
Ketika pertama kali dimulai, 197 RW 11 penduduk di Tamansari setuju dengan konstruksi. Pemerintah Kota Bandung kemudian memindahkan warga ke Ranunawa Rancacili.
Beberapa setuju, tetapi ada orang yang menolak. Pemerintah Kota Bandung telah menolak untuk kembali ke penduduk Tamansari yang bersikeras merawat rumah mereka.
Baca juga: Tamansari Catch 2 Departemen Kepolisian
Pertumbuhan akhirnya tertunda. Dari program asli, Rampung selesai pada tahun 2020, sekarang selesai pada tahun 2024.
Salah satu penduduk Rudet Tamansari, kata Syahron, pusat -pusat pemerintah kota Bandung sangat diharapkan oleh penduduk yang setuju dengan konstruksi.
BACA JUGA: Ratusan warga Taman Sari sedang menonton senam Sicita, Charles Nova: Pemilihan tidak perlu khawatir
Selama waktu ini, banyak dari mereka tinggal di rumah sederhana, ada rumah yang ditempati oleh lebih dari 5 keluarga.
Dengan rudet ini, mereka dapat mengambil unit mereka sendiri sehingga tidak perlu menumpuk di rumah.
Informasi tentang jumlah penolakan penduduk setempat diperoleh oleh Syahron. Menurutnya, banyak warga RW 11 setuju dengan keberadaan Tamazari.
“Banyak penduduk telah setuju dengan perkembangan ini sejak 2017 sehingga penduduk mulai mengambil unit yang tepat,” kata Syahron ketika ia bertemu di unit rudet Tamansari Bandung pada hari Selasa (3/12/2024).
Dari data alami, kata Syahron, ada sekitar 198 keluarga yang siap tinggal di gedung ini. Namun seiring waktu, data yang mendirikan pemerintah Kota Bandung dan menurut unit yang ditemukan adalah 191 keluarga.
Syahron tidak menyangkal bahwa ia memasuki unit ini karena tidak mungkin untuk menyewa rumah yang diganti setelah rumahnya di Tamansari disarankan. Namun, alih -alih membayar uang sewa gratis, ia memilih untuk memasuki unit, meskipun kondisinya belum selesai.
“Karena bangunan ini harus selesai pada bulan September, tetapi pelelangan ditunda, jadi itu dilakukan lagi dan saya akan datang lebih baik, jadi saya harus melakukannya sendiri, mungkin 3 juta,” katanya.
Untungnya, saat memasuki unit, listrik dipasang. Selain itu, bantuan sumur air yang sebelumnya digunakan sekarang terbuat dari PDAM.
Selama tinggal di Rudet Tamansari, masing -masing pemilik akan membayar pajak Rp280 ribu sebulan.
Jumlah ini diharapkan tidak meningkat karena sebagian besar penduduk di rudet Tamansari adalah bagian bawah.
Menurutnya, sejauh ini dia tidak pernah memiliki informasi dari pemerintah kota Bandung bahwa masing -masing unit ini akan diberikan kepada penduduk. Warga hanya akan tetap satu majikan untuk membayar kepada pemerintah daerah.
“Dan ini tentu tidak harus disewakan kepada orang lain,” katanya.
Terlepas dari situasi saat ini, di mana pertumbuhan sedang berlangsung, Syahron mengharapkan pemerintah untuk segera menyelesaikannya sehingga daerah Rudet Tamansar bisa lebih baik.
Harapan, semakin banyak penduduk Tamansari yang diasingkan, dapat segera masuk. (Mcr27/Medan Pers)