Medan Pers, Banjarbar – Detektif Detektif Detektif Departemen Polisi Regional Kalimantan Selatan Membongkar Kingpin Kingpin Narctic Narctic Narcttic Freedy Pramama, yang menyelundupkan 70,76 kilogram Metamfetamine di Banjarmace.
“Selain Shabu-Shabu, 9 560 tablet ekstasi juga disita dari jaringan ini,” kata Jenderal De Calimantana Vinarto, ketika ia merilis sebuah kasus di Polisi Kalimantana Selatan, Banjarbar, Rabu.
BACA JUGA: Freddie Pramama masih gratis, jaringan ini memasok 20 kg Kalimantan metarpetamin
Jambo menangkap enam orang yang membawa narkoba. Mereka menerima cadangan narkoba dari Pontianac, Kalimanan Barat, untuk diedarkan di Kalimantan Selatan.
Kapold menjelaskan bahwa pengungkapan kali ini telah muncul dari informasi publik jika ada banyak penyelundupan narkoba dalam jumlah besar untuk Banjarmasin.
BACA JUGA: Obat Kingpine Freddie Pramama berada di hutan perbatasan Thailand bersama Burma
Direktur Komisaris Kalimantan Selatan Kelana Jaja, seorang detektif narkoba, memerintahkan tim yang dipimpin oleh kepala Direktorat Jenderal De Kalimantan Polimantan ACKBP Ade Harry Sestavan untuk memperdalam.
Pemetaan dan Hasil Input dari Jaringan, plot kali ini tampaknya dikaitkan dengan nama samaran Freddie Pratam, tiruan itu, obat yang sekarang berburu Interpol untuk perhatian polisi investigasi polisi.
Baca juga: 23 Freddie Pramama Rush Prisoners ke Nusakambangan
Tersangka pertama, ditangkap dengan inisial Maz pada hari Kamis (9/26) di Familia Hotel, Banjarmassin, dengan bukti 21 bungkus metamfetamin dengan berat 9 280 gram.
Kemudian tim Opsnal subdit 3 sedang berkembang, memegang kendali dengan inisial IMU pada hari Kamis (3/10) di kereta Kanga Rai, kompleks di-rakhman, Sungai-dzhing-vilidge, Banjarmacein.
Dari tangan ini, MMU ditemukan dua pipet yang terbuat dari kaca, dan metamfetamin masih memiliki berat 0,02 gram dan satu bon (metamfetamin), terbuat dari botol minuman, bersama dengan jerami.
MMU yang dicurigai diketahui memenuhi fungsi operator Freddie Pratam untuk Jakarta, Surabaya dan Bali.
Dia memerintahkan kepergian unit mobil dan dua foto orang yang pergi untuk membawa metamfetamin ke wilayah Kalimantan Barat.
Polisi menangkap MMA sebagai pembuat nampan dengan mobil metamphetamine.
Selanjutnya, tim kepemimpinan AKBP ADE menampilkan mobil putih Mitsubishi Triton, yang dilakukan oleh kepatuhan dan keras kepala fanagarmassin.
Pada hari Selasa (8/10), mobil ini diduga telah mengangkut metamfetamin di brigade umum Galan Hasan Basri, kota Banjarmasin, tepat di depan metropolitan Pondok.
Hasil pencarian mobil, di kursi belakang bunker menemukan bukti dari 50 paket besar metarpetamin, yang membawa logo teh Cina, membaca Guanginang dengan berat murni 51,324 gram, dua paket tas berwarna perak besar yang mengandung 4,552 butir butiran ekstasi dari butiran ekstasi.
Dua kantong biru bagian ekstasi juga memiliki berat 68,38 gram.
Tersangka membawa mobil termasuk obat -obatan dengan inisial AW, penduduk Gunung Sindur, Bogora dan Jib Registry, penduduk Talaga II Hamlet, Resimen Toli, Sulawesi Tengah.
Selain itu, Divisi 3 Direktorat Kepolisian Regional Calimanti Selatan kembali terungkap pada hari Kamis (10/10), ditangkap oleh tersangka, seorang penduduk wilayah Kuba, Kalimantan Barat, di Panheran Garen dari Panheran Hidaayatullah, Banua Aarear, Banuaa.
STV bertindak sebagai penjaga narkoba, dan ketika polisi menemukan 10 paket besar termasuk metamfetamin dengan berat 10 308 gram.
Dari seluruh rangkaian pengungkapan dari kasus ini, polisi regional Kalimantana Ditrcob Selatan telah menyita bukti sekitar 70,76 kilogram metamfetamin dan 9 560 tablet biji -bijian ekstasi.
Kapold mengatakan pengungkapan itu sedang dievaluasi oleh direktur Penyelidikan Pidana IV ke Polisi Penyelidikan Pidana, yang segera memerintahkan upaya lebih lanjut untuk berkembang dengan harapan membongkar ULOV dan lebih banyak bukti.
“De Kalimantan tampaknya menjadi pasar jaringan narkoba internasional yang kontras metamfetamin dan ekstasi dari Malaysia melalui Calimant Barat,” kata kepala polisi regional, di perusahaan wakil polisi umum de Kalimantan, Rosanto Yudha Germavan.
Keberhasilan pengungkapan ini, Kapold, juga menghemat sekitar 363 561 penduduk dari penggunaan narkoba dan menyelamatkan masyarakat negara dan anggaran untuk biaya rehabilitasi dependen 1,8 triliun. (Ant/dil/Medan Pers)