Medan Pers – BADUNG – Polda Bali dan Polda Badung berhasil membongkar sindikat prostitusi internasional melalui sebuah situs atau website.
Polisi mengamankan dua warga negara asing (WNA) asal Rusia, AK (27, perempuan) dan MT (32, laki-laki)
BACA JUGA: Polda Bali, Kodam IX/Udayan bantu persiapkan prajurit TNI jelang libur Natal
Keduanya ditangkap di sebuah hotel di Jalan Pantai Berawa, Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (10/10) lalu.
Kapolda Bali Iptu Daniel Adityajaya mengatakan, kedua WNA Rusia itu punya peran berbeda.
BACA JUGA: Polres Bintan Timur menangkap 2 orang pelaku prostitusi di bawah umur
AK adalah seorang germo dan MT adalah seorang manajer.
Kedua bule tersebut menjual pekerja seks komersial (PSK) melalui situs/website yang memiliki jaringan di 129 negara dan puluhan kota di Indonesia, termasuk Bali.
BACA JUGA: Wisma di Jaksel Dijadikan Sarang Prostitusi, PSK 20 Tahun
Tersangka telah menawarkan kepada pembeli beberapa wanita sex dari berbagai belahan dunia, termasuk beberapa kota di Indonesia, melalui website atau website, kata Irjen Daniel dalam jumpa pers kepolisian di Badung, Senin (13/1).
Kasus prostitusi terungkap, bermula dari informasi prostitusi melalui website.
Dari sana, polisi mendapat informasi, lalu polisi berpura-pura memesan layanan prostitusi bagi seorang warga Rusia, yang terjadi di sebuah hotel di kawasan Canggu.
Pertama, sekitar pukul 03.22 WITA, anggota Reskrim Polres Badung menggerebek sebuah hotel di Pantai Berawa dan menemukan seorang PSK bersama kliennya di salah satu kamar hotel.
Dalam penggerebekan ini, polisi mendapat informasi keberadaan dua pelaku di sebuah vila di Banjar Kelod.
Setelah itu, polisi mendatangi lokasi dan menahan dua warga negara Rusia, yakni D. K. sebagai pelanggan dan E. K. dengan status pelacur.
Dari sana, polisi menggeledah vila dan menangkap mucikari yang juga mengendalikan layanan prostitusi.
Irjen Daniel menjelaskan modus yang dilakukan para tersangka adalah dengan menawarkan kepada pelanggan beberapa pilihan wanita penghibur dari berbagai belahan dunia yang tersedia di 129 negara, dengan 12 kota di Indonesia, salah satunya Bali. melalui situs web untuk perangkat lunak tindakan seksual.
“Operasinya menggunakan dunia maya sehingga bisa diakses di seluruh negara, termasuk 12 kota di Indonesia. Websitenya terhubung dan tersedia di 129 negara di seluruh dunia,” kata Daniel.
Menurut Inspektur Jenderal Daniel, komisi yang dikenakan untuk setiap transaksi pelanggan adalah sekitar $300-$350.
Dari jumlah tersebut, keuntungannya dibagi tiga kali antara PSK dan kedua tersangka.
Bagi hasil adalah 50 persen untuk PSK, 40 persen untuk mucikari, dan 10 persen untuk manajer.
Para tersangka dijerat Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 jo Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan ancaman pidana penjara paling lama enam tahun dan/atau denda. hingga maksimal ukuran Rp 1 miliar.
Selain itu, keduanya dikenakan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang tindak pidana perdagangan orang (trafficking in person) dengan ancaman pidana penjara antara tiga hingga 15 tahun.
Kapolres Badung AKBP Tegu Priyo Wasono mengatakan, para tersangka mempekerjakan 15 PSK. “Dalam kasus yang kami temukan, tersangka hanya melakukan transaksi dengan satu klien pada saat penangkapannya. Sejak dikembangkan penyidikan, sudah ada 15 PSK yang ditawarkan,” kata Teguh. (antara/Medan Pers)