Medan Pers, Washington, DC – Semakin banyak orang Amerika yang mempertimbangkan untuk pindah ke luar negeri karena ketidakstabilan politik dalam negeri akibat pemilihan presiden mendatang, Bloomberg News melaporkan Sabtu (2/11).
Bloomberg mengutip Jen Barnett, pakar imigrasi dan pendiri Expatsi, sebuah perusahaan yang membantu warga Amerika mencari tahu bagaimana mereka sebenarnya bisa meninggalkan negara tersebut.
Baca juga: Rupiah turun 63 poin di tengah berita aktivitas korporasi AS.
Barnett menemukan bahwa permintaan akan layanan tersebut meningkat 900% setelah perdebatan antara calon presiden saat itu Joe Biden dan Donald Trump.
Barnett mengatakan survei yang dilakukan oleh Expatsi menemukan sekitar 7.000 warga AS tertarik berimigrasi pada Oktober lalu.
Baca juga: Mungkin Ini Alasan Prabowo Memilih China Ketimbang Amerika Serikat untuk Kunjungan Pertamanya.
Meskipun perpecahan politik di AS adalah salah satu alasan untuk keluar, alasan lainnya adalah ‘petualangan dan pertumbuhan pribadi’, tambah pakar tersebut.
Basil Mohr-Elzeki, direktur pelaksana perusahaan konsultan imigrasi investasi Henley & Partners, mengatakan jumlah total lamaran di AS telah meningkat 500% sejak tahun 2020 dan akan lebih tinggi dalam 10 bulan pertama tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya mengungkapkan bahwa banyak pelamar yang muncul.
Baca juga: Menjelang Pemilu AS, Siapa yang Didukung Tiongkok?
Artur Saraiva, salah satu pendiri Global Citizen Solutions, menekankan bahwa pemilihan presiden memainkan peran penting dalam keputusan warga Amerika untuk meninggalkan negaranya.
Bloomberg melaporkan bahwa banyak orang Amerika mencari program untuk menetap di luar negeri melalui investasi, dengan tujuan paling populer adalah Antigua dan Barbuda, Portugal, Malta, Yunani dan Spanyol.
Pemilihan presiden AS akan diadakan pada 5 November. Wakil Presiden saat ini Kamala Harris, seorang Demokrat, dan Donald Trump, seorang Republikan, mencalonkan diri untuk jabatan politik tertinggi di Amerika Serikat. (semut/dil/Medan Pers)