Medan Pers – Al Fansuri, seorang petani muda, mengutarakan pemikirannya dalam buku berjudul Pertanian Progresif: Mempertahankan Indonesia Emas Melalui Jalur Pertanian.
Karya ini lahir dari keprihatinannya terhadap sektor pertanian yang sejatinya menjadi kekuatan bangsa, dengan cepat berlari menuju Indonesia emas.
BACA JUGA: DWP Kementan perkuat peran strategisnya sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045
Kenny Kurnia Putra, Jakarta
“Sektor pertanian sangat vital bagi perekonomian Indonesia. Meski kontribusinya terhadap PDB negara terus menurun, namun tetap menjadi penopang kehidupan masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di pedesaan,” kata Al Fansuri pada Selasa (14/1). 1).
BACA JUGA: Kapolri Ajak Kader Muda Washliyah Ikut Pengawasan dan Jadikan Indonesia Emas 2045
Namun kita semua tahu bahwa produk pertanian juga merupakan penyumbang utama PDB Indonesia, apalagi jika generasi muda lebih banyak berperan di sektor pertanian, tambahnya.
Sebagai anak muda yang berkecimpung di sektor pertanian, ia tak memungkiri bahwa para petani, termasuk dirinya, masih banyak menghadapi batu tajam.
BACA JUGA: Wujudkan visi Indonesia emas pada tahun 2045, Ninja Xpress bantu UKM meluncur hingga ekspor.
“Ketergantungan pada metode konvensional dan kurangnya penerapan teknologi modern menjadi kendala utama peningkatan produktivitas,” ujarnya.
Dalam buku yang ditulisnya, solusi yang dipaparkan sejalan dengan tujuan pemerintah di bidang pertanian.
Al Fansuri mengusulkan transformasi menuju pertanian progresif yang mengintegrasikan teknologi maju dan ramah lingkungan serta berfokus pada efisiensi dan keberlanjutan.
Ia melihat penggunaan drone untuk memantau tanaman, sistem irigasi berbasis sensor otomatis, dan teknologi data besar untuk memprediksi hasil panen sebagai kunci untuk memenuhi tantangan produksi dan distribusi.
Ia percaya bahwa tanpa pendidikan dan pelatihan yang tepat, petani akan kesulitan beradaptasi dengan perubahan zaman.
Oleh karena itu, peningkatan kapasitas petani melalui pendidikan dan kemudahan akses keuangan merupakan bagian integral dari rencana transformasi ini.
Ia juga menekankan pentingnya penguatan infrastruktur pertanian, mulai dari sistem irigasi hingga jaringan distribusi yang lebih efisien.
Tak hanya soal teknologi dan infrastruktur, Al Fansuri juga mengajak pembaca dan pengusaha pertanian untuk lebih memikirkan keberlanjutan pertanian.
“Dalam menghadapi dampak perubahan iklim, pertanian berkelanjutan seperti teknik agroforestri dan pertanian organik diperlukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus menghasilkan produk yang lebih sehat dan berkualitas,” ujarnya.
Ulasan buku Al Fansuri diakhiri dengan gagasan Pertanian 4.0 yaitu era digitalisasi di sektor pertanian yang melibatkan penerapan kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT) dan blockchain untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi. di sektor pertanian. rantai pasok pertanian.
Menurut Al Fansuri, penguasaan teknologi ini akan membuat sektor pertanian Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan nasional, tetapi juga mampu bersaing di pasar global.
“Saya berharap karya ini tidak hanya menginspirasi, namun juga memberi nasehat praktis. Buku ini akan menjadi bacaan penting bagi siapapun yang ingin melihat sektor pertanian Indonesia tumbuh dan mendukung perekonomian negara menuju Indonesia emas pada tahun 2045,” dikatakan. Kepada Fansuri. (*/Medan Pers)