Medan Pers – Agen kepolisian Mangga bersama dengan tim Jatanras Satreskrim Polrestabes Makassar menangkap para pelaku para pembunuh dengan inisial (29) di tempat bocor mereka di Jeneponto Regenchy, Suelawesi Selatan.
RD menjadi kebetulan polisi setelah menikam temannya, AE (28) menggunakan Badik, selama korban meninggal pada hari Jumat (6/6/2025), pada malam hari Iduladha 1446 Hijri.
Lea juga: Compol Satrile Dikentalkan ke Proyek Penjual Kehidupan Kehidupan
“Pelakunya ditangkap, termasuk bukti dalam bentuk Badik (dilindungi) setelah penangkapan,” kata Komisaris Polisi Makassar Arya Perdana pada hari Minggu (8/08/2025).
Polisi juga menghancurkan rumah penulis dan mendapatkan senjata dan panah Badik serta Ketapel.
Baca juga: Tambang nikel Bahlil Merseed di Raja Ampat tidak masalah, mengapa?
Para penulis ditangkap karena melarikan diri di distrik Tamalatea, Jeneponto Regency, Sulawesi Selatan pada hari Sabtu (6/07/2025), yang mencoba melarikan diri lagi, didukung oleh temannya.
Bukti yang disita oleh polisi, yaitu senjata yang tajam, yang diduga digunakan untuk menikam korban dan pakaian yang dibawa oleh para pelaku dan korban setelah insiden yang tidak menguntungkan.
Baca Juga: Tidak Terpisah Kencan, Ny. DF meminta korban untuk membuka kemeja
Dalam kasus tindakan yang sengaja menghilangkan kehidupan manusia, penulis dituduh oleh basis seni. 351 paragraf. 3 KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian.
“Ancaman hukum pidana adalah maksimal 15 tahun penjara,” katanya.
Insiden yang menikam korban terjadi pada hari Jumat (6/6/2025) Iduladha Night 1446 Hijri.
Malam itu, para penulis dan banyak rekan satu timnya mengadakan pesta alkohol Tuak (bola) di rumahnya, saluran Jalan Instrationsi, distrik Mangala, Kota Makassar.
Dengan meminum alkohol selatan Sulawesi yang khas ini, korban secara tidak sengaja memperkosa segelas penulis RD hingga usia tuanya.
Peristiwa itu menjadi lelucon rekan -rekan mereka, tetapi penulis tidak menerima dan kemudian tidak membiarkan emosi terbang.
“Lalu dia menunggu dia akan diam. Sebelum ada banyak (orang), menunggu suasana yang tenang, dan kemudian penulis menikam korban dua kali, di punggung dan dadanya,” katanya.
Setelah menikam para pelaku, korban menuangkan darah yang cukup untuk penduduk yang mendengar insiden itu mencoba membawa AE ke rumah sakit untuk menerima perawatan, tetapi kehidupan korban tidak dapat diselamatkan dan diakui sebagai mati.
“Para penulis sendiri (setelah menusuk) telah meminta bantuan dari teman mereka.
Dari informasi yang diperoleh, rumah penulis sering digunakan sebagai tempat untuk minum untuk menjadi kebiasaan. Selain itu, sering ada kebingungan yang mengganggu penduduk setempat.
Kapolrestab memohon kepada orang -orang untuk mencegah konsumsi alkohol, karena dampaknya berbahaya, tidak hanya kesehatan, tetapi juga kejiwaan.
“Penduduk kota, orang -orang masih suka minum balon (anggur), mereka masih suka mabuk, yah, itu bijaksana, karena jika Anda memiliki dampak pada alkohol, itu tidak menyadari apa yang terjadi,” katanya. (Ant/Medan Pers)