Medan Pers, JAKARTA – Lembaga Pemungutan Suara Indonesia (LSI) dan Persatuan Keterbukaan Umum (Percepi) mengecam TPS di Indonesia atas adanya kesenjangan yang lebar pada hasil pemilu Jakarta 2024.
Saiful Muzani, anggota Dewan Kehormatan, membenarkan adanya pemanggilan kedua pihak. Rapat akan digelar tertutup malam ini, Senin (28/10/2024), dengan banyak materi pembahasan.
Baca Juga: Survei Pilkada Koltim: Rudy-Seno 57,9 persen, lebih tinggi dibandingkan Isran-Hadi
Saat dihubungi soal rapat dewan etik, Saiful mengatakan pemaparan perbedaan kualifikasi, kemudian bentuk pertanyaan kualifikasi, lalu metodologi.
Ia kemudian mengatakan timnya akan melakukan cross-check data mentah hasil survei tersebut untuk dijadikan bukti, seperti konsistensi antar responden, lokasi, dan alamat, dengan standar operasional prosedur atau dikenal dengan SOP.
Baca Juga: Survei Indeks Politik: Masyarakat Lebih Percaya Jaksa Agung
“Pada dasarnya itu saja. Saya jelas tidak menyelesaikannya dalam satu hari. Kami berharap bisa menyelesaikannya dalam seminggu.”
Saiful menegaskan, dewan etik bertindak profesional dan objektif dalam proses klarifikasi. Ia meyakinkan timnya akan netral dan obyektif dalam mengambil keputusan lebih lanjut.
Baca Juga: Poltrak Terancam Larangan Persepsi Usai TPS Pilkada DKI
“Sebagai asosiasi profesi, Percepi punya dewan etik seperti asosiasi lainnya. Apakah objektif? Ya, kami profesional. Nanti kami akan menunjukkan transparansi kerja dewan ini,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menegaskan, apabila ada anggota yang meragukan kerja dewan etik dan menentang hasilnya, maka dapat berunding dan kemudian menyetujui perubahan posisi anggota dewan etik.
“Perubahan itu akan terjadi pada rapat khusus, bukan sekarang. Karena masa kini adalah hasil penghakiman sebelumnya “Sekarang saatnya ada tiga dewan etik yang melakukan survei rutin, satu lembaga survei dan guru besar kebijakan kuantitatif, yaitu Saiful Mujani, guru besar survei Hamdi Muluk dari departemen psikologi UI, dan Asep Seifuddin dari statistika Guru Besar IPB,” kata Saiful .
Pada saat yang sama, Adi Prayatno, Ketua Parameter Politik Indonesia (PPI), juga berharap sidang Dewan Kehormatan ini dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang muncul dalam pemilu Jakarta.
Saat dihubungi, Adi mengatakan, “Sudah jelas dan lengkap.
Adi sendiri mengaku mendapat laporan panggilan LSI dan polltracking dari grup chat WhatsApp anggota Percepi.
Berdasarkan informasi WA Group, kedua lembaga survei tersebut akan diundang untuk mempresentasikan hasil surveinya kepada Dewan Etik Percep malam ini. Setelah itu, akan diumumkan hasil evaluasi Dewan Etik, kata Adi.
Adi mengatakan, rapat tersebut akan dipimpin oleh dewan etik yang beranggotakan tiga orang yang terdiri dari Prof Asep Sefudin, Prof Hamdi Muluk dan Saiful Mujani serta Presiden Persep Phillips J. Dharmendra.
Adi mengatakan pertemuan dengan dewan etik dilakukan secara tertutup. Dewan Etik selanjutnya akan mengumumkan hasil survei tersebut pada Jumat, 1 November pekan ini. Ragu dewan etik tidak memihak dalam menilai, Adi yakin ketiga orang di dewan etik adalah orang-orang yang memiliki kredibilitas dan akan mengambil keputusan secara adil.
Ia mengatakan, seluruh anggota Percepi mempercayai kredibilitas seluruh dewan etik yang penilaiannya akan objektif.
Adi mengatakan Percepi juga sudah menyetujui secara internal seruan dua perusahaan survei tersebut. Dia berharap nantinya akan terlihat jelas mengapa kedua TPS tersebut memiliki hasil yang bertentangan terkait perolehan suara Pilkada DKI 2024.
“Itu sudah menjadi tradisi Percepi sejak lama. Kedua institusi tersebut akan hadir di hadapan dewan etik malam ini. Semuanya akan menjadi jelas setelah penjelasan dengan dewan etik Persephone Dia mengatakan, Dewan Etik akan mengevaluasi pengajuan kedua lembaga tersebut.
Perbedaan hasil survei LSI dan Poltracking
Diketahui, hasil survei yang dipublikasikan LSI pada Rabu 18 September 2024 menunjukkan elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono lebih tinggi 51,8 persen dibandingkan pasangan calon lainnya.
Sedangkan Pramono Rano yang berada di bawahnya mendapat skor 28,4 persen, disusul Dharma-kun dengan 3,2 persen.
Sebulan kemudian, pada Rabu 23 Oktober 2024, survei LSI membuahkan hasil berbeda. dengan 6,6%
Peringkat RK-Suswono anjlok hampir 14 persen dalam satu bulan dari dua hasil survei yang diterbitkan LSI.
Sementara keesokan harinya atau Kamis 24 Oktober 2024, Poltracking di Indonesia mengungkap hal serupa.
Bedanya, mereka menempatkan pasangan Ridwan Kamil-Suswono di urutan pertama dengan perolehan 51,6%, disusul Pramono Anung-Rano Korno dengan 36,4%, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abito dengan 3,9%. (dil/Medan Pers)