Medan Pers, BOGOTA – Lebih dari 80 orang tewas, 20 orang luka-luka, dan ribuan orang mengungsi dalam bentrokan antar kelompok di Catatumbo, Kolombia.
Bentrokan tersebut melibatkan unit gerilya Tentara Pembebasan Nasional (ELN) dan unit FARC.
Baca juga: Kolombia punya opsi Delta
“Hari ini kita menghadapi situasi yang tragis: lebih dari 80 orang tewas, lebih dari 20 orang terluka; banyak dari mereka harus dievakuasi dari wilayah tersebut melalui udara,” kata Gubernur Norte de Santander, William Villamizar, pada Minggu (19/1).
Tentara Kolombia melancarkan serangan udara di La Gabarra, negara bagian Tibu, untuk menyelamatkan seorang tokoh masyarakat dan keluarganya yang sedang diburu oleh anggota ELN.
Baca juga: Polisi menyita 4,3 ton kokain di Kolombia, Menteri Pertahanan langsung memberikan pernyataan
Pengungsi yang melarikan diri dari bentrokan tiba di Kukuta di perbatasan antara Kolombia dan Venezuela.
Dalam konteks situasi keamanan yang memburuk, pihak berwenang telah mendirikan tempat penampungan sementara bagi para pengungsi.
Baca juga: Polisi Kolombia Akui Gunakan Pengusir Setan untuk Melawan Penjahat, Seperti Pablo Escobar
Truk yang membawa makanan, obat-obatan dan barang-barang lainnya dikirim ke kota-kota termasuk Cucuta, Acana dan Tibu di Norte de Santander, wilayah Catatumbo.
Beberapa pengungsi bahkan melintasi hutan di perbatasan untuk memasuki Venezuela.
Sekolah di Cottatumba ditutup sementara demi keselamatan siswa.
Gubernur Villamizar meminta kelompok yang bertikai untuk membuka “jalur kemanusiaan” agar warga dapat meninggalkan daerah tersebut.
Bentrokan tersebut terjadi di Catatumbo, wilayah yang secara historis menjadi basis kelompok bersenjata yang memperebutkan wilayah, ladang koka, dan jalur penyelundupan narkoba.
Negosiasi dengan ELN telah menjadi kebijakan prioritas Presiden Gustaf Petro untuk menjaga dialog simultan dengan semua kelompok bersenjata.
Namun, sejak Mei, negosiasi menemui jalan buntu, dan sebelum gencatan senjata berakhir pada 3 Agustus.
Sejak itu, ELN telah terlibat dalam berbagai serangan, termasuk serangan tanggal 17 September terhadap pangkalan militer di Puerto Jordan, Arauco, yang menewaskan dua tentara dan melukai 26 lainnya. (semut/dil/Medan Pers)