Medan Pers, JAKARTA – Kejaksaan Agung (Kejagung) tak ingin terjerat kontroversi Sandra Dewi yang menolak menyerahkan cincin kawinnya ke penyidik.
Sandra Dewi merupakan istri terdakwa kasus korupsi timah, Harvey Moeis.
BACA JUGA: 88 Tas Mewah Disita, Sandra Dewi Bicara Soal Sponsor
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Harli Siregar mengatakan, pihaknya telah melalui tahapan penyidikan yang telah ditetapkan untuk menelusuri aset Harvey Moeis dan Sandra Dewi, termasuk cincin kawinnya.
“Kalau dibilang, beli cincin kawin ini di mana? Oh, ini uangku, itu saja. Ada apa? Kamu juga harus melihat tempus delicti-nya. Kapan kejahatan ini terjadi? Jadi tidak apa-apa kapan.” Itu yang sedang diperiksa penyidik,” kata Harli Siregar kepada Antara.
BACA JUGA: Ditanya soal jet pribadi, Sandra Dewi membenarkannya
Kapuspenkum menegaskan penyidik bekerja sesuai hukum.
Atas dasar itu, Harli Siregar kembali menegaskan, cincin kawin Sandra Dewi tidak perlu terus-menerus menjadi kontroversi.
BACA JUGA: Sandra Dewi: Suamiku Tak Pernah Beli Tas Mewah
“Saya ingin sampaikan, tidak perlu ada perdebatan seolah-olah penyelidikan kami tidak profesional,” tegasnya.
Pada Kamis (10 Oktober), Sandra Dewi menjadi saksi dalam persidangan kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga barang timah pada wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah tahun 2015-2022. dengan partisipasi suaminya. Harvey Moeis.
Dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Ketua Hakim Eko Aryanto menanyakan soal bukti emas yang diberikan Harvey Moeis.
Sandra Dewi mengatakan suaminya hanya memberinya cincin pertunangan dan cincin kawin.
Sandra Dewi berkata: “Ya. Cincin kawin dan cincin pertunangan.
“Apakah kamu masih di sana sekarang?” tanya hakim.
“Namun, saya tidak ingin disita oleh penyidik,” jawab Sandra Dewi.
Dalam kasus korupsi timah, nama Sandra Dewi muncul dalam dakwaan terkait arus kas senilai Rp 3,15 miliar.
Sandra Dewi disebut menerima uang tersebut melalui rekening yang ditransfer dari rekening PT Quantum Skyline Exchange, Kristiyono, dan PT Refined Bangka News pada 2018-2023.
Dana tersebut dikatakan berasal dari biaya pengadaan peralatan pemrosesan timah logam, yang berjumlah antara $500 dan $750 per ton dari empat pabrik peleburan swasta. (antara/Medan Pers)