Medan Pers, Serang – Polisi menangkap tersangka pencuri sepeda motor dari tukang parkir berinisial MU, 36, yang kerap melintas di wilayah Banton, Serang dan Tangerang.
Kapolsek Sikande Kompol Andri Surya Kurniawan di Serang, Senin, mengatakan kasus pencurian sepeda motor ini terungkap setelah korban Fenty Rosmayanthi melaporkan sepeda motornya hilang di Kampung Bahbool, Desa Siturate, Sikande. Kecamatan, Sabtu. (21/12) Dini hari.
Baca Juga: Sindikat Pencuri Motor Ditangkap di Bekasi, Buktinya Seram
“Saat pelaporan, ada rekaman CCTV pelaku mencuri sepeda motor korban,” ujarnya.
Bareskrim berhasil mengidentifikasi tersangka berdasarkan keterangan korban dan rekaman CCTV. Setelah mengetahui tempat persembunyian pelaku, tim Bareskrim yang dipimpin IPDA Marcel Febrian langsung melakukan pelatihan dan menangkap tersangka.
Baca juga: Puluhan Pencuri Motor Ditangkap di Bekasi Juni 2022, Combs Gideon Ungkap Faktanya
Tersangka ditangkap tak jauh dari rumahnya pada Senin pagi. Dari hasil pemeriksaan, tersangka mengaku beberapa kali mencuri sepeda motor di wilayah Kabupaten Serang dan Tangerang, ujarnya.
Tersangka MU mengaku selalu mendampingi rekannya dalam segala aktivitas berinisial AW yang kini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) dan merupakan warga Kecamatan Sipanas, Kabupaten Lebak, Banten.
BACA JUGA: Komplotan Pencuri Motor Ditangkap, Lihat Wanita di Tengah!
“Saat AW (DPO) meminta menunjukkan rumahnya, tersangka menolak. Hal ini membahayakan petugas sehingga memaksa tersangka mengambil tindakan,” ujarnya.
Dijelaskannya, pelaku ini ahli mencuri sepeda motor yang parkir atau disimpan di pekarangan warga. Cara ini dilakukan dengan merusak lubang kunci sepeda motor yang berhuruf T.
“Kasus pencurian sepeda motor ini masih kami kembangkan dan berharap bisa menangkap pelaku lainnya secepatnya,” ujarnya.
Kejahatan tersebut mengakibatkan petugas berhasil menyita barang bukti dari tersangka MU, antara lain lima unit sepeda motor berbagai jenis dan satu unit sepeda motor yang digunakan sebagai kendaraan kejahatan.
Atas perbuatan pelakunya dikenakan Pasal 363 KUHP. Ancaman hukumannya maksimal tujuh tahun penjara.
