Medan Pers, JAKARTA – Persatuan Gastroenterologi Indonesia (PGI) bekerja sama dengan QIAGEN, perusahaan teknologi diagnostik terkemuka, menggelar konferensi online bertajuk Expert Meeting on Advanced Diagnostics in Diarrhea Management: Review of the Update Guidelines on Diare Management di. Indonesia Minggu (15/12).
Webinar ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mendiskusikan perkembangan terkini dalam intervensi dan strategi pengelolaan penyakit diare di Indonesia.
BACA JUGA: Baca pesan IDI Boyolali tentang Penyebab Utama Diare dan Pengobatannya.
Webinar ini dihadiri oleh kurang lebih 1.400 orang dokter, dokter umum, ahli gastroenterologi – hepatologi, dan dokter spesialis penyakit dalam.
Teknologi penyakit diare telah berkembang pesat, terutama dengan tersedianya reaksi berantai fekal polimerase (PCR) multipleks, yang memungkinkan deteksi simultan patogen seperti bakteri, virus, dan mikroba dalam satu tinja.
BACA JUGA: Malam Tahun Baru, InJourney Gelar Pertunjukan Intim Bareng Anggun C Sasmi di Meru Sanur
Pengujian PCR multipleks untuk mengetahui patogen sangat dianjurkan pada pasien dengan diare kronis, persisten, atau parah.
Penyakit yang berbeda dapat menimbulkan gejala yang serupa, sehingga menyulitkan dokter untuk mengidentifikasi patogen penyebab penyakit tersebut, terutama pada pasien yang lemah/kekebalannya lemah seperti pengidap HIV/AIDS, kanker, beberapa penyakit autoimun utama.
BACA LEBIH LANJUT: Perawatan Kesehatan Wanita, Estetika Renume Siap Bangkit Kembali di Tahun 2025
Pengujian sindromik menjawab masalah ini dengan menggunakan PCR multipleks untuk menguji beberapa patogen secara bersamaan, dimana CT-Value berperan penting dalam diagnosis, terutama dalam kasus kombinasi.
Hasil yang cepat dan akurat dapat memberikan metode diagnosis alternatif seperti kultur bakteri dan mikroskop.
Apalagi jika penderita mengidap penyakit seperti HIV atau penyakit autoimun dimana tubuh tidak dapat melawan penyakit tersebut, sehingga diare menjadi semakin parah. “Hasil studi System Testing memiliki kelebihan karena dapat menentukan penyebab penyakit menular hingga 23, sehingga membantu dokter dalam menentukan pengobatan yang paling tepat sesuai penyebab diare,” ujar dr. Hasan Maulahela menjadi Sekretaris Jenderal PB-PGI.
Selain itu, pedoman terbaru merekomendasikan pilihan pengobatan yang berbeda, termasuk pemilihan antibiotik dan probiotik sesuai dengan etiologi spesifiknya, sehingga hasil tes PCR Multipleks dapat mengurangi penggunaan antibiotik yang berlebihan atau tidak tepat, yang merupakan salah satu penyebab antibiotik. . perlawanan Hari ini
Teknologi diagnostik kini mendukung pengambilan keputusan medis yang lebih cepat, perencanaan dan perawatan pasien yang lebih baik.
“Saat ini alat Syndromic Testing sudah tersedia di katalog elektronik, sehingga terbuka bagi rumah sakit yang memang membutuhkannya.” “Tes sindrom juga tersedia di beberapa rumah sakit besar negeri dan swasta,” kata guru besar Departemen Penyakit Dalam itu. , FKUI yang juga moderator webinar, Prof. Ari Fahral Syam.
Selain itu, ia juga menekankan perlunya memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kebersihan sebagai salah satu cara mencegah diare yang masih mewabah hingga saat ini.
“Apalagi di cuaca panas dan hujan seperti sekarang ini, kebersihan adalah hal yang paling penting. Prof. Dr. Marcellus Simadibrata, selaku konsultan PGI yang hadir sebagai salah satu pembicara dalam acara tersebut (chi/Medan Pers)