Medan Pers, BANDUNG – Para akademisi dari dalam dan luar negeri membahas pemanfaatan AI pada Spirit of Bandung 2024. Simposium internasional dua tahunan Spirit of Bandung 2024 sukses digelar di kampus Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Simposium tersebut dilaksanakan bertepatan dengan hari jadi Kota Bandung pada tanggal 25 September 2024.
BACA JUGA: Fox Logger Luncurkan Dashcam Berbasis Teknologi AI dan Bisa Pantau Pengemudi yang Mengantuk
Maranatha Iwan Santosa, S.T., M.Kom., Head of Media, Communication and Public Relations Inggris, mengatakan tema kearifan lokal dan transformasi digital diangkat pada tahun ini sebagai tema utama.
Pembicara dari beberapa negara memaparkan isu-isu penting terkait transformasi digital dan implementasinya di berbagai sektor.
BACA JUGA: Didukung transformasi dan ekspansi digital, BNI mencatatkan pertumbuhan aset yang signifikan dalam 5 tahun
“Mulai dari penerapan digitalisasi di sektor pendidikan, rumah sakit, kesehatan, sektor ritel, hingga sektor seni budaya dibahas saat sesi pembukaan dan meja bundar,” kata Iwan, Sabtu (28/9). .
Saung Angklung Udjo menjelaskan bagaimana transformasi digital membantu mereka keluar dari keterpurukan dan bagaimana digitalisasi berperan dalam melestarikan seni tradisional.
BACA JUGA: Untuk meningkatkan kinerja keuangan dan layanan, Jasa Raharja menerapkan transformasi digital
Sejumlah pakar akademis dan praktisi dari dalam dan luar negeri membahas isu penting terkait penggunaan kecerdasan buatan (AI), seperti ChatGPT atau Gemini yang memiliki kelebihan dan kekurangan, khususnya di bidang teknologi pendidikan.
“Mereka menjelaskan hasil penelitian dan pengalaman, bagaimana mengadopsi pengembangan AI untuk meningkatkan kemampuan manusia, serta kendala dan cara mengatasi dampak negatifnya,” tambah Iwan.
Spirit of Bandung merupakan acara dua tahunan yang didorong oleh semangat mengedepankan saling pengertian, komunikasi dan kerjasama antar budaya dan bangsa. Semangat ini melanjutkan prinsip-prinsip yang dirumuskan pada Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung pada tahun 1955.
Direktur Pusat Bahasa Mandarin Universitas Kristen Maranatha (PBM Maranatha), Cindrawaty Lesmana, Ph.D., mengatakan Spirit of Bandung merupakan forum akademik yang diinisiasi oleh PBM Maranatha pada tahun 2013 hasil kerjasama Universitas Kristen Maranatha dengan Hebei Universitas Biasa.
“The Spirit of Bandung merupakan wadah pertukaran budaya antara Indonesia dan Tiongkok yang sejak berdirinya telah memberikan pengaruh baik khususnya di tingkat regional,” ujarnya.
Tema kearifan lokal diangkat karena di tengah transformasi digital, khususnya pasca pandemi Covid-19 dan pesatnya akselerasi digitalisasi, kearifan lokal tidak bisa dikesampingkan.
“Kearifan lokal berperan penting dalam menjaga identitas budaya dan memperkuat kemajuan digital, terutama dalam membangun masyarakat sejahtera dan lingkungan sehat,” jelas Cindawaty.
Sementara itu, Dr. Krismanto Kusbiantoro, ST, MT, CIQaR dalam paparan terakhirnya menyimpulkan bahwa semangat kerjasama Indonesia dan China yang dibangun sejak tahun 1955 KAA harus mampu mempercepat transformasi digital. Melalui kolaborasi dan semangat berbagi dan belajar.
“Bukan tidak mungkin percepatan transformasi digital akan membantu mewujudkan Indonesia Emas 2045,” jelasnya.
Menutup seluruh rangkaian kegiatan di hari terakhir (26/9), delegasi dari luar Kota Bandung berkesempatan mengikuti wisata budaya dengan mengunjungi Museum KAA dan berkeliling lingkungan dari Jalan Braga, untuk menikmati suasana. kota bandung yang baru saja merayakan hari ulang tahunnya yang ke 214. (esy/Medan Pers)