Medan Pers, MEDAN – Pandemi Covid-19 tahun 2020-2022 memberikan pelajaran berharga bagi negeri ini dalam menghadapi bencana alam.
Model kebijakan yang seimbang ditemukan beberapa waktu lalu pada masa pandemi Covid-19 dan terbukti menjadi alat penting dalam memerangi Covid-19.
BACA JUGA: Pemimpin DPRK Eddy Soeparno raih gelar doktor ilmu politik dengan predikat cum laude.
Temuan tersebut terungkap pada Rabu (8/1) dalam penelitian disertasi Sujatmiko Aribovo, mahasiswa program doktoral Program Studi Pembangunan Universitas Sumatera Utara (USU).
Dalam penelitiannya Miko menggunakan konsep pembelajaran politik, yaitu pengambilan kebijakan merupakan hasil pembelajaran yang sistematis dan pembangunan yang optimal.
Baca Juga: Konferensi Ph.D UI tentang Transformasi Partai, Eddy Soparno Raih Gelar Camlaud
Konsep ini dipadukan dengan pendekatan inkremental, yaitu pembelajaran kebijakan terjadi dalam pengembangan kebijakan dan perbaikan implementasi secara bertahap.
“Penelitian di Sumut telah mengidentifikasi model kebijakan pandemi Covid-19 yang berimbang, disesuaikan dengan budaya daerah,” kata Miko dalam paparan panel pakar, Rabu (8/). 1).
BACA JUGA: 2 Dekan UI Diminta Mundur Terkait Skorsing Ph.D Deolipa Bachilil
Selain itu, menurut salah satu Pimpinan Ikatan Sarjana Konstitusi Indonesia (ASHTN), penerapan model seimbang melawan pandemi Covid-19 dapat menyeimbangkan kebijakan dan pelayanan medis terhadap protokol kesehatan melawan pandemi. . di sisi lain, stimulasi ekonomi dan kebijakan kesejahteraan sosial.
“Tentunya kebijakan ini didukung oleh kerja sama antar pemangku kepentingan, seperti organisasi pusat, daerah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media dalam bentuk tatanan pentahelix,” kata Miko.
Lulusan Magister Hukum Universitas Indonesia (UI) ini menjelaskan, penerapan Model Kebijakan Seimbang dalam menyikapi Covid-19 di Sumatera dilaksanakan melalui reduksi yang melibatkan pengorganisasian kolektif.
“Definisinya adalah kebijakan yang terpadu dan terkoordinasi, kepemimpinan yang kuat dan akuntabel, kerjasama kelembagaan, dan partisipasi massa dari sumber daya yang tersedia,” jelas Miko.
Menurutnya, model kebijakan keseimbangan ini dapat diterapkan di tempat dan waktu berbeda dengan menggunakan empat prinsip penting: keseimbangan reduksi, keseimbangan akses, keseimbangan bersama, dan keseimbangan organisasi.
“Saat ini banyak perhatian terhadap masuknya human metapneumovirus (HMPV) di Indonesia, dan model kebijakan berimbang ini bisa dijadikan alat untuk mengelolanya. Yang utama jangan sampai kita menganggap remeh setiap virus yang masuk. ,” Miko memperingatkan.
Sujidatmiko Aribovo berhasil mempertahankan tesisnya di hadapan komisi penguji yaitu Prof. Muryanto Amin, S.Sos., (Rektor/Promotor), Prof. Subhilhar, M. Dr. Heri Kusmanto, M.Sc., (Sekretaris Riset Pengembangan Program Doktor), Ph.D. Hatta Ridho S.Sos., M.S., (Dekan FISIP USU/Direktur Pascasarjana), Dr. Tengku Irmayani, MS, (Sekretaris Program Magister Studi Pembangunan), Prof. Dr.Dr. H. Samun Jaya Raharya, M.S., selaku Pemeriksa Eksternal Komisi.
Dalam ujian kali ini, ia berhasil mendapatkan nama yang sangat memuaskan. (flo/Medan Pers)