Medan Pers, JAKARTA – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengatakan penerapan PAUD holistik holistik (PAUD HI) di Indonesia sudah maju dengan baik.
Program ini dimulai pada tahun 2008 ketika Bappenas menyusun Strategi Nasional PAUD HI, yang kemudian diperkuat dengan diterbitkannya Keputusan Presiden No. 60 Tahun 2013. Pada tahun 2019 telah disusun Rencana Aksi Nasional (RAN) PAUD HI 2019-2024. Tahun ini ditandai dengan peralihan koordinasi program ini dari Bappenas ke Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
BACA JUGA: Tanoto Foundation dan Bappenas bersinergi tingkatkan keterampilan pejabat daerah
Saat ini Pemerintah bersama Kementerian/Lembaga terkait (K/L) sedang menyusun rancangan RAN PAUD HI tahap kedua periode 2025-2029 yang akan menjadi pedoman pelaksanaan di tingkat pusat dan daerah.
“Kami berharap forum ini dapat memberikan masukan terhadap RAN PAUD HI agar lebih baik sesuai standar internasional dan nasional,” kata Menteri PPPA Arifah Fauzi dalam sambutannya pada Integrative Holistic International Conference on Early Childhood Education and Development (ECED) Early . Perkembangan Anak (PAUD -HI) di Jakarta, Rabu (20/11).
BACA JUGA: UNICEF menilai program PAUD pemerintah, terdapat beberapa tantangan
Menteri PPPA mengatakan berbagai studi ilmu saraf dan perilaku menunjukkan bahwa intervensi pada masa kanak-kanak dapat memutus rantai kemiskinan dan meningkatkan produktivitas sumber daya manusia.
Oleh karena itu, PAUD HI dianggap sebagai investasi strategis bagi masa depan bangsa. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan berperan penting dalam mengkoordinasikan layanan multidisiplin terpadu untuk memenuhi kebutuhan anak usia dini secara holistik.
BACA JUGA: Tingkatkan Kualitas PAUD, Disdik Palembang Buka Aplikasi Kolaborasi
Kerangka Global WHO, UNICEF dan Bank Dunia yang diluncurkan pada tahun 2018 merupakan panduan bagi Indonesia untuk memperkuat implementasi PAUD HI.
Kerangka kerja ini mencakup lima tindakan strategis, yaitu. kesehatan, gizi, pendidikan, perawatan dan perlindungan yang menjadi landasan utama pengembangan program pelayanan bayi.
Pada rentang usia PAUD HI yang dimulai pada usia 0-6 tahun, pemerintah memprioritaskan penguatan layanan keluarga bagi anak di bawah 4 tahun dan penguatan layanan pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun.
“Komitmen pemerintah terhadap wajib belajar 13 tahun, termasuk satu tahun di Taman Kanak-kanak, merupakan bagian integral dari peningkatan kualitas layanan PAUD HI,” kata Menteri Arifah Fauzi.
Ia mengucapkan terima kasih kepada Tanoto Foundation yang menginisiasi kegiatan ini dan kepada Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta Bappenas atas dukungannya dalam terselenggaranya simposium ini.
Menurutnya, acara ini merupakan momen penting untuk memperkuat sinergi pemerintah, masyarakat dan organisasi internasional dalam mendukung pengembangan interaktif holistik pada anak usia dini.
“Kami berharap simposium ini dapat menghasilkan ide dan strategi yang memperkuat layanan PAUD HI, baik secara nasional maupun internasional.” “Simposium ini diharapkan menjadi titik awal sinergi dan kerja sama yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas layanan PAUD HI dan mewujudkan generasi emas Indonesia pada tahun 2045,” jelas Menteri Arifah Fauzi.
Dalam kesempatan yang sama, Country Director Tonoto Foundation Inge Kusuma menekankan pentingnya investasi pada pendidikan dan pengasuhan anak usia dini sebagai kunci membangun sumber daya manusia unggul di Indonesia. Ia mencontohkan, masa emas tumbuh kembang anak terjadi pada usia 0-5 tahun.
Pada masa ini, otak bayi berkembang pesat, bahkan hingga 80% pada tiga tahun pertama.
Inge menjelaskan, pelayanan dan pendidikan yang berkualitas merupakan hak mendasar setiap anak. Hal ini merupakan langkah strategis untuk memutus siklus kemiskinan dan menciptakan masyarakat yang berkelanjutan dan inklusif.
“PAUD bertujuan untuk mendukung kebijakan dan layanan PAUD di Indonesia,” ujarnya.
Melalui kemitraan ini, lanjutnya, kami berharap setiap anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal. Simposium ini juga menekankan pentingnya penguatan kapasitas staf PAUD dan alokasi sumber daya yang memadai sebagai bagian dari upaya kolektif untuk menciptakan generasi Indonesia yang cerdas, sehat, dan kompetitif. Berinvestasi pada anak usia dini merupakan warisan terbaik bagi generasi mendatang,
“Simposium ini menjadi momen penting untuk menumbuhkan komitmen bersama dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik melalui pendidikan generasi muda,” kata Inge Kusuma (esy/Medan Pers).