Menko Airlangga: Perlu Bangun Jembatan antara Made in Indonesia dan Made in India

author
2 minutes, 23 seconds Read

Medan Pers, Jakarta -Indonesia ingin membuka pasar baru dengan menciptakan kerja sama internasional.

Indonesia juga menunjukkan komitmennya terhadap kebijakan luar negeri dengan menjadi bagian dari perjanjian yang komprehensif dan progresif pada G20, APEC, ASEAN, Ecocisions EcocisionTron (IPEF), Kemitraan. Pathway Economic Development Organization (OECD) dan Blythe

Baca juga: Kerjasama rakyat Indonesia harus mendapat manfaat bersama.

Dengan koordinasi oleh Menteri Ekonomi, Airlanganga Harto mengatakan pemerintah ingin membangun kerja sama bilateral dengan berbagai mitra, termasuk India, dan membangun kerja sama bilateral dengan berbagai mitra, yang diperkirakan akan meningkat sebesar 5% pada tahun 2024 dan 5,2% pada tahun 2025.

Ini terungkap pada hari Jumat (6/12) oleh Forum Investasi Sinergi Airlangga -indonesia di India.

Baca Juga: Dari Forum Jangka Jakarta, kita akan membahas visi jangka panjang India india di dunia internasional.

Airlangga mengatakan di bawah Presiden Presiden Prabowo Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia bertujuan untuk mencapai 8% pada tahun 1979.

Mempertimbangkan keberhasilan 1986-1940, Indonesia mampu tumbuh sekitar 4% dalam status ICOR Indonesia pada tahun 1995.

Airlangga telah menerapkan perubahan ekonomi untuk memperkuat ekonomi digital, termasuk perubahan ekosistem dan energi titik koma untuk mencapai target pertumbuhannya 5,2% menjadi 8% selama lima tahun ke depan.

“Untuk mencapai target pertumbuhan ini, pendanaan perlu dikumpulkan untuk menggunakan program pengembangan dan investasi sebagai kunci penting untuk pengembangan dana Indonesia. Ini akan membutuhkan peningkatan efisiensi infrastruktur dan produksi ICOR sebagai sektor kunci.

India adalah mitra penting dari india. Kedua negara diperdagangkan sekitar US $ 27 miliar pada tahun 2023, meningkat 20% setiap tahun.

Pemerintah berharap bahwa kerja sama ekonomi antara Indonesia dan India akan dapat mengalami berbagai sektor dari UMKM digital hingga strategi lain, termasuk pengembangan vaksin dan produk komunikasi polinomial.

“Bagi Indonesia, India adalah mitra strategis tidak hanya perdagangan tetapi juga investasi Indonesia. Itu perlu terhubung ke Indonesia dan membangun jembatan dengan India yang akan berlangsung di India.”

Selain itu, pada kesempatan ini, Menteri Airlangga menjelaskan bahwa nilai produksi dan hilir dapat meningkatkan pertumbuhan di kawasan itu.

Menko Airlangga mengatakan bahwa Indonesia saat ini memiliki 22 sektor dan tujuh sektor di KEK, yang merupakan pendirian pusat kesehatan, pusat pendidikan dan pusat digital, dengan tujuh sektor.

Pada kesempatan ini, Menteri Koordinasi Airlangga menjelaskan bahwa ekspor nikel Indonesia telah bergerak lebih dekat ke US $ 35 miliar pada tahun 2023 dari US $ 4 miliar pada tahun 2015.

“Jadi apa yang kita pelajari dari nikel di produk lain, termasuk sektor pertanian Indonesia, adalah produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, dengan sekitar 50 juta ton per tahun,” kata Menteri Penyesuaian Penerbangan.

Perlambatan ekonomi banyak mitra, seperti Cina, akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, Menteri Koordinasi Airlangga mengatakan Yayasan Ekonomi Indonesia masih kuat.

Tingkat inflasi rendah Indonesia sebesar 1,71% mencerminkan efisiensi kebijakan pemerintah untuk menjaga keamanan harga dan daya beli orang dibandingkan dengan tahun tersebut.

Rasio utang Indonesia adalah untuk memperkuat kesejahteraan ekonomi kedua negara sebagai dasar yang kuat untuk pesawat penyesuaian ekonomi india di India dan investasi Indonesia memiliki dasar yang kuat untuk Indonesia dan India.

“Kami menggunakan kesempatan ini untuk memperkuat kemitraan kami dan terus menciptakan masa depan yang makmur bagi masyarakat,” simpul Menko Ayrlanga (Medan Pers).

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *