Medan Pers, BANDUNG – Penyidikan tindak pidana korupsi dana Program Indonesia Pintar (PIP) Universitas Bandung (UB) yang dilakukan Kejaksaan Negeri (Kejari) Bandung masih terus berjalan.
Materi perkaranya belum diserahkan ke pengadilan karena masih dalam tahap penyelesaian oleh tim kejaksaan.
BACA JUGA: Jam Keberangkatan Kereta Api dari Stasiun Bandung Berubah, Ini Daftarnya
Dalam kasus pidana korupsi dana PIP ini, Kejaksaan Kota Bandung menetapkan tiga tersangka berinisial BR yang merupakan mantan rektor, UR dan YS, ketua dan wakil ketua Institut Karang Tarun Kabupaten Bandung Barat (KTI).
Kepala Badan Reserse Kriminal Khusus (Pidsus) Kejaksaan Kota Bandung Ridha Nurul Ihsan mengatakan, berbagai bukti masih disiapkan untuk mengungkap kasus tersebut.
BACA JUGA: Program Pemantauan Gizi MBG, Dinas Kesehatan Bandung akan melakukan asesmen setiap 3 bulan sekali
“Saat ini kami sedang menyelesaikan bukti-bukti atau barang bukti yang ada dan setelah itu akan segera kami tandatangani,” kata Rida, Kamis (1/9/2025).
Selain itu, Kejaksaan Kota Bandung kini terus mengusut kasus korupsi tersebut.
BACA JUGA: Kasus Pelecehan Turis Asing di Bandung Berakhir Damai, Tiga Pelaku Kembali
Ia mengatakan, seluruh kerugian masih dihitung, termasuk banyak hal lain terkait kasus ini.
“Mengingat kerugian yang sama, kami masih menunggu hasil dari auditor, namun kasus ini terus kami dalami dan kejar sepanjang terkait dengan bahan penyidikan, dan kami juga akan terus mengumpulkan bukti-bukti,” ujarnya. menjelaskan.
Kasus korupsi ini berbuntut panjang di Universitas Bandung hingga berujung pada penutupan satu jurusan di tiga program studi. Program studi yang tertutup: Sarjana Administrasi Niaga, Sarjana Administrasi Negara dan Magister Administrasi Negara.
Kondisi ini berarti Universitas Bandung hanya mempunyai satu fakultas dengan tujuh program studi yaitu: D3 “Rekam Medis dan Informasi Kesehatan”, D3 “Teknologi Bank Darah”, D4 “Manajemen Informasi Kesehatan”, D4 “Keselamatan dan Kesehatan Kerja”. “S1 Fisioterapi”, “S1 Sistem Informasi” dan “S1 Ilmu Komputer”. .
Penutupan fakultas kemudian akan mempengaruhi pendapatan dana, yang tidak dapat menutupi operasional perkuliahan, termasuk gaji staf pengajar dan personel lain seperti aparat keamanan.
Ricky Hardiancia selaku peneliti mengatakan permasalahan tersebut bermula ketika Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) dan Yayasan Pengembangan Administrasi Institut Kesehatan Bandung (YBA) (POLTEKKES) Politeknik Kesehatan Bandung pada tahun 2023.
Setelah itu, dana beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) dari pemerintah pusat akan ditinjau kembali.
Setelah beberapa bulan dilakukan sidak, salah satu fakultas terpaksa ditutup karena dianggap fiktif.
“Sejak bergabung di UB berdampak pada kesehatannya, mulai dari pelatihan yang kurang maksimal hingga tidak diberikan gaji (dosen dan pegawai) selama tujuh bulan,” kata Ricky saat ditemui di kampus UB, Senin (6 /). 6). 1).
Ketiga tersangka ditahan di Lapas Kebonwaru Bandung dan dijerat Pasal 2 ayat (1) dibaca Pasal 18 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi, Tambahan Pasal 3 dibaca Pasal 55 ayat (1) UU Nomor 20 Tahun 2001 2001. 20 Tahun 2001 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi. (mcr27/japnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA… Usai Menonton Video Porno, Gadis Ini Menemukan Jenazah Sepupunya, Apa Yang Terjadi