Medan Pers, Yerusalem – Bagaimana Israel membunuh pemimpin perlawanan Islam Ismail Haniyeh di Teheran, Iran masih menjadi misteri.
Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan Israel menggunakan kendaraan udara tak berawak (UAV) untuk membunuh tokoh-tokoh penting dalam gerakan kemerdekaan Palestina.
Baca juga: Instagram Diblokir Otoritas Turki Agar Netizen Tak Berduka atas Meninggalnya Haniyeh
Namun, sumber di Jerusalem Post mengungkapkan informasi tentang bagaimana kolaborator Israel membunuh Haniyeh.
Israel diam-diam menyelundupkan bahan peledak yang ditempatkan di beberapa perangkat ke kediaman Haniyeh di Teheran.
Baca juga: Iran mengutuk keras pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel
Bahan peledak tersebut diselundupkan pada Juni lalu. Apalagi bomnya dikendalikan dari jarak jauh.
Sumber “Jerusalem Post” menyebutkan bahwa Israel menggunakan cara yang sama untuk membunuh ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh pada 27 November 2020.
Baca juga: Fatayat NU Kecam Prancis yang Larang Atlet Negara Tuan Rumah Berhijab di Olimpiade Paris 2024
Sumber juga mengungkapkan, Haniyeh belakangan ini menjadi lebih fleksibel dalam negosiasi terkait warga Israel yang disandera Hamas sejak serangan 7 Oktober 2023.
Namun Haniyeh kerap menjadi penghambat tercapainya kesepakatan akhir, sehingga kematiannya diyakini akan memudahkan Israel mencapai konsensus mengenai pembebasan warga yang disandera Hamas.
Rabu lalu (31 Juli 2024) Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Masoud Pezeshkian sebagai presiden baru Iran menggantikan Yi Yi yang tewas dalam kecelakaan helikopter di Provinsi Azerbaijan Timur pada 19 Mei. Ibrahim Raisi.
Haniyeh mengunjungi Iran beberapa kali. Lahir di Gaza pada 29 Januari 1962, ia sering menginap di wisma negara di Nehsat, kawasan elit di utara Teheran.
Keamanan fasilitas disediakan oleh Korps Garda Revolusi Islam. Namun kebiasaan Hania menginap di hotel ketahuan.
Hasilnya, Israel memiliki informasi yang jelas mengenai tempat terbunuhnya Haniyeh. Agen-agen Israel juga menyiapkan rencana untuk membunuh Haniyeh di rumahnya di Teheran setelah dia menghadiri pelantikan Presiden Massoud Pezeshkian.
Korps Garda Revolusi Islam menuduh Israel menggunakan drone untuk membunuh Haniyeh. Namun, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membantah tuduhan tersebut (JPost/Medan Pers).