Medan Pers – Sepeda lipat merek Brompton kini menjadi komoditas langka. Kereta angin buatan Inggris ini menjadi incaran kalangan karena minat masyarakat terhadap sepeda meningkat signifikan sejak merebaknya COVID-19.
Nilai pasar Brompton meroket. Namun ada warga negara Indonesia (WNI) di London yang menjadi kolektor Brompton. Namanya Wahyu Hansudi.
BACA JUGA: Wahyu Hansudi, pendatang asal Blitar yang memandu wisata di Inggris
Pria asal Blitar, Jawa Timur, yang mengelola biro perjalanan British Tour ini sangat gemar berburu Brompton. “Sudah ada empat, tiga baru dan selongsong peluru, satu lagi bekas (bekas, Red),” kata Wahyu dalam video call dengan Medan Pers, Selasa (30/6).
Wahyu pun harus berupaya mengunjungi Negeri Ratu Elizabeth untuk mendapatkan Brompton yang selama ini diincarnya. “Cuma hasil pencarian di London, langsung ke penjualnya tanpa melalui tempat lelang,” ujarnya.
BACA JUGA: Beginilah WNI yang tinggal di Inggris merayakan Idul Fitri
Ayah dua anak ini merinci, ukuran terkecil dalam koleksinya adalah Brompton model M6L. “Yang paling lama adalah CHPT3,” ujarnya.
Menurut Wahyu, dirinya sedang mencari Brompton langka. Dia sedang melihat model Brompton W12.
BACA JUGA: Ingin sepeda Brompton yang legit? Begini caranya
“Brompton W12 yang diproduksi hanya 200 unit dan tidak akan ada lagi karena toko Westfield W12 sudah tutup. Jadi sangat jarang (jarang, Red),” ujarnya.
Selain itu, Wahyu juga ditawari nikel Brompton model S2L. “Masalahnya ada di Sheffield, saya belum melihatnya,” ujarnya.
Meski sudah menjadi imigran di Inggris sejak tahun 2002, Wahyu baru tertarik dengan Brompton sekitar tahun 2018. Ada model Brompton yang langsung membuatnya jatuh hati.
Brompton pertama saya adalah penjelajah, kata suami Wahyuningsih.
Belakangan ini, upaya Wahyu memburu Brompton langka kian meningkat di masa pandemi COVID-19. Karena dia punya banyak waktu luang.
Dulu saya dulu (mencari Brompton edisi khusus, red.), tapi tidak seperti sekarang, karena sekarang banyak waktu luang,” ujarnya.
Wahyu pun mengeluarkan sejumlah uang untuk berburu Brompton. “Hampir £10.000 (sekitar Rs 175 crore, Red),” katanya sambil tertawa.
Bagaimana jika Brompton yang dikumpulkan dari Wahyu menjadi incaran orang lain? Dia menjawab dengan diplomatis.
“Selama harganya cocok, itu bagus.” “Hanya koleksi langka, kadang saya merasa sayang jika dibiarkan begitu saja, karena tidak akan bisa mendapatkannya kembali, dan belum tentu barang itu akan tetap di sana,” kata pria asal Desa Ampelgading, Kesamben. . Borough, Blitar, sekarang North West, London (ara/Medan Pers)