Medan Pers – Alhamdulillah. Mita, gadis 12 tahun yang kabur usai dipukuli di Pekanbaru, kini bisa bersekolah kembali. Berkumpul bersama teman-teman, menimba ilmu dan terus mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dokter.
Laporan Rizki Ganda Marito, Pekanbaru
BACA JUGA: Mendengar Kecacatan Riana, Inspektur Senior Iqbal dipindahkan dan tim segera datang menyelamatkan.
Senin pagi (30/1), Humas Polda Riau, Kombes Sunarto mengajak rekan-rekannya di perempatan jalan, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru.
Sunarto hendak berangkat ke Mita setelah mendapat kabar bahwa gadis itu akan segera berangkat ke Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi untuk melanjutkan pendidikan di SD Al Mursidin.
BACA JUGA: Penggunaan Ponsel Dalam Waktu Lama Sebabkan Sakit Leher Hingga Berujung Kecacatan.
Combes pun tak mau melewatkan kesempatan bertemu Sunarto Mita.
Sesampainya di rumah kayu tempat tinggal Mita dan keluarganya, ia mendengar suara udara segar.
BACA JUGA: Kampanye Manajemen Keselamatan Jalan, Polda Riau Ajarkan Perusahaan Sepeda Motor
Mita pun tampak senang dengan kedatangan Kompol Sunarto yang didampingi istrinya.
Setelah berbincang sebentar, Sunarto meminta Mita pergi.
Saat melihat Mita berjalan dengan baik, wajah lelaki bertubuh besar itu langsung berseri-seri.
Sunarto mengatakan, Mita yang duduk di bangku kelas enam sekolah dasar, bisa kembali bersekolah setelah pulih dari cacat akibat kecelakaan yang terjadi pada November 2022.
Hampir tiga bulan Mita tidak bisa berjalan karena patah kaki.
Pertemuan pertama Sunarto dengan Mita bermula ketika seorang polisi berpangkat tinggi dengan tiga jasin di bahunya bertanya tentang Mita yang sedang tidur di rumah setelah dipukuli.
“Informasi pertama kami dapat dari Mita dan Polda Riau. Kami sebenarnya ada rencana untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, makanya kami datang membantu,” kata Sunarto.
“Satu minggu setelah ibunya meninggal, Mita mengalami kecelakaan. Dia kehilangan tenaga, tidak ada harapan,” imbuhnya.
Mita kecewa. Dia depresi tentang kesembuhannya dan tidak ingin kembali ke sekolah.
Mimpinya untuk menjadi seorang dokter pupus.
Hati Sunarto terharu. Sedih sekali saat mengetahui kaki Mita bengkok karena tidak mendapat perawatan yang baik pasca kecelakaan itu.
Winarko, ayah Mita, tidak mampu membawa Mita berobat dengan baik. Winarko hanyalah seorang pekerja di bidang kemanusiaan.
Mungkin tulang kaki Mita bengkok. Mungkin orang pertama yang merawatnya membiarkannya bengkok, sehingga ototnya tidak normal. Itu yang tidak tahan korupsi dan perlu dipindahkan, kata Sunarto.
Melihat situasi tersebut, Sunarto langsung membawa Mita ke RS Bhayangkara Polri di Riau untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Di RS Bhayangkara, Mita diperiksa dan diberikan pulpen yang layak dan layak oleh tim Biddokes Polda Riau.
Alhamdulillah Mita bisa ditangkap dengan aman oleh Biddokes Polda Riau, kata Kombes Sunarto.
Seiring perkembangan pekerjaan Mita, Sunarto dan istrinya pun berkunjung dengan penuh minat dan mengikuti perkembangan Mita.
Sunarto pun menerima Mita sebagai anaknya sendiri. Untuk membangkitkan semangat gadis itu, dia membelikan perlengkapan sekolah Mita.
“Awalnya saya kaget melihat kesembuhan Mita. Dia sangat bersemangat untuk sembuh. Sejauh ini dia bisa beraktivitas normal. Saya senang sekali melihat semangat Mita,” kata Sunarto.
Melihat semangat belajar Mita yang kembali kuat, Sunarto berjanji akan selalu mendukung Mita dan membantu Mita melanjutkan studinya ke SMA di Pekanbaru.
“Ini patut mendapat dukungan. Untuk memulihkan masa depan Mita. Saya berharap Mita rajin belajar untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dokter,” kata Sunarto.
Sementara itu, Mita mengaku banyak membantu. Ia juga bertekad untuk mengejar mimpinya menjadi seorang dokter yang penuh semangat.
“Kebaikannya tidak akan saya lupakan. Tuhan memberkati paman saya Sunarto. Saya akan terus mewujudkan cita-cita saya menjadi dokter agar bisa membantu masyarakat,” kata Mita (*/Medan Pers).