Medan Pers – JAKARTA – Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI masa jabatan 2024 – 2029 usai diambil sumpah jabatannya pada Sidang Paripurna MPR RI di -Bini Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Minggu (20/10).
Dalam kesempatan itu, Prabowo menyampaikan pidato pertamanya sebagai Presiden ke-8 RI.
BACA JUGA: Gaji PPPK, PNS & Guru Honorer Ditambah Rp 2 Juta Mulai Bulan Ini, Dimana?
Salah satu poin yang ditegaskan Presiden Prabowo adalah masih banyak sekolah yang terbengkalai.
“Sekolah kita banyak yang terbengkalai saudara-saudara, kita harus berani melihat ini semua, dan kita harus berani menyelesaikan semua permasalahan ini,” kata Presiden Prabowo.
BACA JUGA: Update Jumlah Pendaftar PPPK 2024, Banyak Penghargaan yang Urung Karena Salah Informasi, Duh
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) berharap pemerintahan baru Presiden-Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bisa lebih mengapresiasi profesi guru.
“Dalam pemerintahan baru ini perlu adanya jaminan kesejahteraan guru, agar diberikan pengakuan yang selayaknya sebagai profesi guru baik haknya maupun kualitasnya,” kata Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi saat dihubungi di Jakarta, Selasa. Jakarta, Minggu (20/10).
BACA JUGA: Formasi PPPK Terbatas 2024, Senayan angin segar meraih prestasi
Prof. Unifah juga menekankan pentingnya menjamin karir dan masa depan guru dengan menyelesaikan sertifikasi dan pelatihan yang meningkatkan kapasitas mengajar.
“Bagaimana mereka bisa maju kalau masa depan mereka tidak jelas, jadi menjamin masa depan guru, menyelesaikan sertifikasi guru adalah hal penting untuk karir guru, dan pelatihan bagi guru, itu tidak lagi menempatkan guru di kotak,” ujarnya.
Selain itu, menurutnya kualitas dan kesejahteraan guru juga harus berjalan beriringan sehingga harus ada kesetaraan.
“Oleh karena itu, kualitas dan kesejahteraan guru harus berjalan beriringan, dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru harus diberikan secara komprehensif, bukan melalui drive misalnya yang seperti proyek,” ujarnya.
Unifah juga menekankan pentingnya memberikan jaminan kerja bagi guru honorer.
“Masih banyak guru honorer yang usianya di atas 50 tahun, harus hati-hati, masalah kehormatan sudah pasti solusinya, jadi beri mereka keamanan kerja,” ujarnya.
Ditegaskannya, di era digital ini, kehadiran guru sebagai pembimbing karakter sangat diperlukan, agar masa depan mereka terjamin merupakan hal penting yang harus diperhatikan.
“Di era demokratisasi informasi, era digital seperti ini, yang sangat dibutuhkan adalah kehadiran guru sebagai pembimbing karakter, jadi harus ada kepastian masa depan guru, jangan sampai ada lagi cerita yang menimpa guru. yang paling terdampak melalui pinjaman online (Pinjol),” ujarnya. (antara/Medan Pers) Dengar! Video Pilihan Editor: