Medan Pers, Jakarta – Universitas ESA Ritong United Dua mantan gubernur DKI, Anoach Basvedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menunjukkan semua hubungan dekat dua tokoh nasional.
Mereka berdua tampaknya duduk bersebelahan dan saling berbisik selama acara di City House di Jakarta.
Baca Juga: Feri Panggil Nama Anoes Aook Setelah mereka menghitung dengan cepat
“Kedekatan hubungan Ajhok diharapkan terinfeksi dengan pendukung mereka dan alfabet bisa lebih cair, dalam pernyataannya, Jamiluddin mengatakan kepada Jamiluddin bahwa Jamiluddin mengatakan dalam pernyataannya lebih damai” “2/1).
Menurutnya, pendukung yang harmonis dari perempuan dan Ahok bisa menjadi kekuatan untuk membantu penguasa dan wakil gubernur terpilih, Pramano-Fruan, membangun Jakart.
Baca juga: 42 persen pemilih rem di Jakarta Pilgub 2024, sebagian besar memilih ketika ANIES vs Ahok
Ini akan memfasilitasi Pramono-Fruan untuk membuat janji-janji politiknya selama kampanye pemilu 2024.
Jamiluddin dicurigai bahwa keduanya dapat menyerahkan dukungan penuh mereka kepada Pramono-Awal dalam penerapan fungsi dan tugas mereka sebagai gubernur dan wakil gubernur Jakart.
Juga baca: Hasto menyatakan Ara untuk bermain Sarah tentang Fermon-Fruit, yang mendukung anies, Prabovo tentu tidak suka
“Efek politik, psikologis dan sosiologis akan berbeda ketika mereka bertemu bersama,” katanya.
Selain itu, AIES dan AHOK cenderung berpidato politik bersama. Pidato politik bisa menjadi tanggapan mereka terhadap masalah bangsa dan negara.
Di antara mereka dapat dihubungkan dengan pemilihan umum oleh DPRD, yang kembali ke tahun 1945, 12 persen dari rooting korupsi, korupsi dan nepotisme (KCN) dan penggunaan pelanggaran hak asasi manusia.
“Dengan demikian, AIES dan AHOK dapat ditransfer masalah spesifik yang terkait dengan lelucon Viewodo, terutama masalah sensitif yang terkait dengan nama -nama setelah pensiun presiden,” katanya.
Jika mereka mengatakan itu adalah awal dari pernyataan sebagai simbol oposisi.
Mereka ingin menjadi simbol perlawanan terhadap pemerintah yang berkuasa saat ini.
“Posisi kemungkinan akan mengambil kesempatan untuk mempertimbangkan kelemahan partai oposisi saat ini. Hanya PDIP yang saat ini tidak berkuasa,” tambah mantan Dean de Fix IISIP. (Mcr4 / Medan Pers)