Medan Pers – Wakil Ketua Komisi III DPR Ri Ahmad Sahruni menyoroti kasus penyerangan seorang pemuda terhadap seorang Ustaj saat memberikan ceramah tentang korupsi di Kecamatan Sosa, Kabupaten Padang Los (Palas), Sumatera Utara (Sumut).
Seorang ustaz bernama Ahmed Rizal Hasibuan (ARH) yang juga imam masjid desa, pada Jumat (27/12/) diserang oleh pria bernama Risky Hasibuan (RH), putra kepala desa (Qades) setempat. 2024).
Baca Juga: Sahruni memuji kinerja Polri dalam menjaga keamanan di malam tahun baru
Ustaj dalam ceramahnya mengatakan, pemimpin yang korup akan dimintai pertanggungjawaban di Padang Mahsiyar.
Ustaj Ahmad juga menyebutkan agar lurah setempat meminta maaf kepada warga jika terbukti melakukan korupsi dana desa agar dosanya bisa dihapuskan.
Baca Juga: Sisir Penembakan Donald CS, DWP Kembalikan Uang Pungli ke Korban
“Saat ini masyarakat sedikit tersinggung dengan cara membunuh, mempermainkan pelecehan, berbuat seenaknya. Selain itu, kalau menurut Anda kami tidak melakukan korupsi, kenapa harus reaktif, malah mereka curiga,” kata Sahruni di Jakarta . dikatakan . , Jumat (3/1/2025).
Terkait hal tersebut, Sahruni meminta polisi dan BPK turun tangan dalam kasus penganiayaan tersebut.
Baca Juga: Jokowi Masuk Daftar Pemimpin Korupsi OCCRP, BCW Desak KPK Selidiki
“Justru saya minta polisi dan KPK turun tangan. Polisi usut dugaan penganiayaan, KPK usut dugaan korupsi. Selain itu, kalau anak tidak berbuat apa-apa, sebaiknya diam saja. Tidak ada perlu panik,” kata Sahruni.
MLA dari kelompok Partai Nasdem menyayangkan kebiasaan sebagian warga yang menganggap pemukulan dan penganiayaan sebagai hal biasa. Menurutnya, pelaku tidak takut dihukum hukum.
Apalagi masyarakat saat ini sudah rela menyerah, karena mereka mungkin tahu banyak kasus penganiayaan yang diselesaikan melalui mediasi atau restorative justice, ujarnya.
Meski demikian, Saharuni berharap polisi tetap tegas menindak pelaku kekerasan agar memberikan efek jera kepada orang lain.
“Saya berharap aparat penegak hukum terkadang bisa menindak tegas pelaku kejahatan arogan tersebut. Agar masyarakat tidak bertindak sewenang-wenang,” kata Sahruni.
Alih-alih main hakim sendiri, mereka berharap masyarakat bisa menyelesaikan berbagai permasalahan secara moral.
“Undang-undang kita ada pasal tentang penyiksaan, kekerasan, dll. Jangan anggap enteng tindakan ini, jaga semuanya tetap tenang, gunakan cara kekeluargaan,” kata Sahruni (FET/Medan Pers).
