Medan Pers – JAKARTA – Direktur Eksekutif Lembaga Pengkajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Eddy Hasibuan menanggapi sejumlah aktivis hak asasi manusia (HAM) dan seruan Amnesty International Indonesia kepada Kapolri Jenderal Paul. Listyo Sigit Prabowo segera berubah.
ED menilai saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengganti Kapolri, mengingat masih belum terlaksananya Pilkada 2024 serta tingginya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca Juga: Prabowo: Kepala daerah yang menang itu malas, apalagi kalah
Menurut Eddy, isu yang diangkat segelintir aktivis HAM terkesan bermuatan politis dan memiliki misi tertentu.
“Saya kira untuk menjaga stabilitas keamanan hingga tahun 2025, Presiden Prabowo masih membutuhkan sosok Jenderal Listio Sigit Prabowo,” kata ED dalam keterangannya, Jumat (13/12).
Baca Juga: Terkesan dengan Presiden Prabowo Bahlil Lakhadalia, 3 Kali Ucapkan Kata Serius
Menurut dosen program Doktor Hukum Universitas Bhayangkar Jakarta ini, Kapolri telah mampu mencapai berbagai reformasi dan keberhasilan di bidang pelayanan. Selain itu, kinerja Polri secara umum membaik.
Lebih lanjut, semasa menjabat, Jenderal Listo diakui sebagai Kapolri yang selalu berupaya meningkatkan pelayanan kepolisian di masyarakat.
Baca Juga: Arsip Lama Muncul di Hari Ayah, Probo Jaga Jenazah Prof Sumitro
Polri juga terus menjunjung tinggi hak asasi manusia dan menghidupkan kembali demokrasi di negeri ini, ujarnya.
Mantan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ini melanjutkan, sejak lahirnya Polri, tidak ada kontes untuk mengkritik polisi.
Aksi ini terjadi pada masa Jenderal Listo, Kapolri. Bahkan, dalam kesempatan tersebut Kapolri menyebut yang berani mengkritik Polri adalah temannya.
Selain itu, saya melihat Polri kerap membantu masyarakat menyampaikan aspirasinya, dan itu diapresiasi. Oleh karena itu, persoalan permintaan mutasi Kapolri yang tiba-tiba menimbulkan kegaduhan di masyarakat, ujarnya.
ED menegaskan pergantian Kapolri sepenuhnya merupakan hak prerogratif Presiden. Apapun keputusan yang diambil Presiden akan dihormati. Meski demikian, Eddie menilai sosok mantan detektif polisi itu tetap dibutuhkan Presiden.
AD menilai tidak tepat jika alasan permintaan pergantian Kapolri adalah mutasi sejumlah personel terkait kasus Ferdi Sambo.
Sebab, para personel terkait sudah lebih dulu mengikuti proses uji etik dan mengikuti putusan Komisi Etik Polri.
“Sebenarnya ada sejumlah perwira yang dimutasi sesuai dengan undang-undang yang berlaku, karena keputusan mutasi itu sudah melalui proses yang panjang dan dipertimbangkan matang-matang personel Polri. Kita berharap tidak ada mutasi. ganti Kapolri,” kata anggota komisi pemilihan komisioner Polri 2024 itu.
Dalam pemberitaan media sebelumnya, Amnesty International Indonesia mengkritik promosi enam petugas yang terlibat menghalangi keadilan dalam pembunuhan Brigjen Yosua oleh Ferdi Sambo, mantan Kepala Divisi Keselamatan dan Keamanan Profesi Polri.
Usman Hamid, Direktur Eksekutif Amnesty International di Indonesia, menyayangkan enam polisi yang terlibat kasus Fardi Sambo diberi posisi strategis. Dia mencatat bahwa enam petugas yang dimaksud sebelumnya telah dihukum karena menutupi pembunuhan tersebut. (gir/Medan Pers)
Baca artikel lainnya… Presiden Prabowo mengatakan ayahnya selalu mendukung perekonomian nasional
