Medan Pers – Surabaya – Institut Teknologi Nopember (ITS) mengumumkan tengah mempersiapkan PNS daerah Jawa Timur (Jatim) dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk pelaksanaan Seleksi Keterampilan Bidang Tambahan (SKB) Calon Pegawai Negeri Sipil Pemeriksaan. Kami bekerja sama dengan Badan (BKD). (CPNS).
Tes tersebut akan dilaksanakan di Lembaga CBT BKD Jawa Timur pada Minggu (1/12).
Baca Juga: Mendapat SK, 430 CPNS dan PPPK Harus Disiplin Masuk Kerja dan Tak Boleh Malas
Dr Dowi Sunaryono, Ketua Tim Teknis ITS dalam Penyelenggaraan Tes SKB Tambahan CPNS Berbasis AI, mengatakan penerapan AI pada kegiatan ini merupakan salah satu pemimpin nasional dalam memobilisasi kecerdasan buatan sebagai sarana penyelesaian permasalahan di masyarakat. hidup, katanya, itu adalah bentuk pelaksanaan instruksi dari.
“ITS berupaya menjadi pionir dalam pemanfaatan AI untuk menunjang kehidupan masyarakat,” kata Dwi Sunayono di Surabaya, Sabtu (30 November).
Baca juga: Selamat kepada CPNS dan PPPK Daerah yang Telah Menerima SK
Dalam studi kasus tersebut, ia menjelaskan bahwa AI pertama kali diperkenalkan pada tes CPNS untuk membantu proses penilaian respon peserta. Ia mengatakan AI diharapkan dapat menghasilkan penilaian yang lebih akurat dan manusiawi karena penilaian tes biasanya hanya didasarkan pada penggunaan kata kunci.
Selain itu, sebagian besar jawaban peserta sejauh ini didasarkan pada pola pikir dan budaya yang berbeda, sehingga memungkinkan lebih banyak fleksibilitas dalam evaluasi melalui AI. Mengenai mekanismenya, dosen Departemen Teknik Informatika ITS ini menjelaskan bahwa AI bekerja dengan cara mengevaluasi langsung reaksi peserta, tanpa intervensi eksternal atau opini subjektif.
Baca juga: Hebatnya Gaji PNS dan Guru PPPK Naik, Meski Hanya Tenaga Honorer
Selain itu, teknik ini menggunakan evaluasi bertahap. Artinya, selain kebenarannya, proses peserta juga dievaluasi. “Ini bisa menjadi wacana baru karena di sini respon seluruh peserta dihargai,” kata Dowie.
Dalam persiapan penggunaan teknologi AI, PhD Ilmu Komputer ITS ini memastikan timnya melakukan ratusan hingga ribuan pengujian untuk menciptakan AI yang bisa menjadi evaluator handal yang saya lakukan.
Sekitar 10 instruktur dilibatkan dalam pengembangan dan pelatihan model AI selama kurang lebih 4 bulan. Pemanfaatan AI dalam proses evaluasi jawaban sudah lama diterapkan di ITS untuk mengevaluasi jawaban penerimaan mahasiswa baru, khususnya di Fakultas Informatika.
Oleh karena itu, Dwi berharap pemanfaatan AI semakin berkembang luas dan digunakan lebih luas dalam kehidupan masyarakat sebagai alat yang memudahkan dan mempercepat berbagai bentuk aktivitas.
Dwi ingin proses pelatihan model AI dilakukan secara otomatis guna mengembangkan kemampuan kecerdasan buatan itu sendiri. “Kami berharap pemanfaatan AI semakin berkembang dan menyebar ke berbagai sektor di tingkat nasional,” kata Dwi. (Antara/Medan Pers)