Medan Pers – Kementerian Transmigrasi (Kementrans) bertujuan mewujudkan persatuan dan kesejahteraan seperti arahan Presiden Prabowo Subianto.
Untuk itu, perubahan paradigma baru dari paradigma lama dalam pembangunan transmigrasi menjadi titik awal Menteri Transmigrasi (Mentrans) Muhammad Iftitah Suleiman.
BACA JUGA: Kementerian Transmigrasi Akan Bangkitkan Kawasan Transmigrasi untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi 8%.
Menteri Transmigrasi Iftitah Suleiman Suryanagara (kanan) menghadiri Rapat Kerja Komisi DPR ke-5 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/10). Foto Dokumentasi Humas Kementerian Perhubungan
Hal itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Transmigrasi Irvan Fecho. Ia mengatakan, perubahan paradigma ini penting untuk menjamin kesejahteraan yang lebih baik bagi para transmigran dan penduduk daerah transmigrasi yang hidup berdampingan secara harmonis.
BACA JUGA: Guru Supriyani Batalkan Perjanjian Damai dengan Aipda Vibovo Khasiy, Ini Suratnya
“Harmoni dan kemakmuran melambangkan persatuan dan kesejahteraan. Dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. Anda tidak bisa bersatu kecuali Anda kaya. Sebaliknya kemakmuran tidak bisa diraih kalau tidak bersatu,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (8/11/2024).
Lalu perubahan paradigma apa yang dilakukan Menteri Penularan Iftita Suleiman terhadap pengembangan bidang transmigrasi?
BACA JUGA: LBH KHAMI: Kedamaian antara Guru Supriyani dan Orang Tua Siswa Tidak Masuk Akal
Menteri Iftitah menyampaikan paradigma baru ini diawali dengan reposisi, redefinisi, revitalisasi, revitalisasi, dan restrukturisasi Kementerian Transmigrasi, jelasnya.
Aparat khusus Kementerian Transmigrasi mencontohkan reposisi, yang tadinya pusat sebagai faktor penggerak dan operasional, kini Kementerian Transmigrasi menjadi koordinator dan integrator.
“Yang tadinya politik top-down menjadi bottom-up, sentralistik menjadi desentralisasi,” kata putra Kalimantan Timur ini.
Dari segi redefinisi, fokus sebelumnya adalah pada jumlah pengungsi, sehingga paradigma baru berfokus pada kesejahteraan transmigran dan penduduk lokal.
Seperti halnya revitalisasi yang tadinya prioritasnya adalah pengembangan wilayah baru, kini penekanannya adalah pada penguatan posisi daerah.
“Dulu dianggap merusak hutan dan lingkungan hidup, kini semangat pembangunan berkelanjutan digalakkan,” kata Irvan.
Selain itu, melakukan update ulang juga sama. Hal ini tidak lagi eksklusif, namun inklusif. Jika dulu kegiatannya sangat sektoral, kini Kementerian Transmigrasi dilandasi semangat gotong royong
Untuk itu Menteri Transmigrasi Bapak Iftitah Suleiman menginstruksikan seluruh jajaran Kementerian Transmigrasi untuk selalu mengacu pada persatuan dan kesejahteraan sosial dalam merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan, kata Irvan Fecho. (tebal/Medan Pers)