Medan Pers, JOHOR BAHRU – Koordinator Deputi Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Perekonomian Edi Prio Pambudi menekankan pentingnya lebih meningkatkan upaya kerja sama di bidang ekonomi digital, ekonomi hijau, ekonomi biru, pariwisata, pertanian, dan industri halal.
Penegasan tersebut disampaikan Deputi Edi atas nama Menteri Koordinator Perekonomian Airlanggi Hartarto dalam Pertemuan Tingkat Menteri Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT) Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT) ke-30 di Johor Bahru, Malaysia, Kamis (9 September).
BACA JUGA: Kemenko Perekonomian mengungkap bagaimana langkah spesifik LCT yang diterapkan untuk memperkuat ketahanan perekonomian nasional
“Kami mempunyai visi, komitmen, dan sinergi yang sama untuk menyusun rencana aksi yang berdampak nyata pada perekonomian sub-daerah,” kata Deputi Edi dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (13/9).
BACA JUGA: Menko Airlangga: Akselerasi kendaraan listrik penting untuk masa depan transportasi inklusif dan berkelanjutan
MP Edi menyampaikan sejumlah isu penting yang menjadi perhatian Indonesia, antara lain penguatan konektivitas infrastruktur fisik dan digital serta peningkatan jaringan komunikasi untuk memperlancar pergerakan orang dan barang.
Kemudian menggali potensi sektor industri bernilai tambah tinggi untuk barang-barang strategis dan memprioritaskan pengembangan industri energi bersih seperti biofuel dan bioetanol, mendorong industri halal, mendorong ekonomi kreatif, dan mempercepat penyelesaian IMT. Desain GT andalan.
BACA JUGA: Menko Airlangga janji perkuat kerja sama ekonomi Indonesia dan Kanada dalam pertemuan dengan badan usaha Kanada
Terakhir, mendorong penerapan pembangunan perkotaan hijau berkelanjutan melalui Sustainable Urban Development Framework (SUDF).
“Semua tujuan tersebut hanya dapat tercapai jika seluruh elemen kerjasama bersinergi, menyiapkan proyek yang terukur dan bekerjasama dengan kerjasama sub regional lainnya seperti BIMP-EAGA dan GMS,” tegas MP Edi.
Selain itu, Wapres Edi juga memberikan masukan kepada para pemimpin daerah yang tergabung dalam Chief Ministers and Leaders Forum (CMGF) untuk menyusun rencana aksi terukur dalam rangka implementasi visi IMT-GT 2036.
CMGF juga harus digunakan sebagai forum diskusi dan praktik terbaik dalam pengambilan kebijakan mengenai pengendalian inflasi, pengelolaan sampah, digitalisasi regional, dan perlindungan lingkungan.
“Kami akan membuat subkawasan IMT-GT dengan berpedoman pada prinsip 3 V yaitu Vibrant (energik), Green (hijau) dan Value (nilai tambah),” pungkas MP Edi.
Pada kesempatan ini, perhatian IMT-GT juga tertuju pada promosi program kunjungan tahunan IMT-GT, percepatan penyelesaian proyek sambungan Ro-Ro Dumai-Malaka, serta opsi konektivitas baru Batam-Johor. Menteri dari CMGF.
Selain itu, dalam sesi Retreat, para menteri juga membahas usulan Asian Development Bank (ADB) yang sedang mempersiapkan Strategi Kerja Sama Ekonomi Biru untuk tahun 2030.
Inisiatif ini merupakan langkah bersama dan strategis untuk mencapai visi bersama dalam pemanfaatan ekonomi maritim, serta kelestarian lingkungan dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Pada prinsipnya, para menteri mendukung inisiatif ini.
Namun, diskusi lebih lanjut mengenai mekanisme dan implementasi masih diperlukan
Sekadar informasi, Pertemuan Tingkat Menteri IMT-GT ke-30 merupakan puncak dari beberapa pertemuan yang dilaksanakan sejak 9 September 2024.
Pertemuan tersebut dipimpin oleh Menteri Ekonomi Malaysia, Rafizi Ramli, dan dihadiri oleh Sasithorn Palattadej, Penasihat Senior Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional Thailand, Scott Morris, Wakil Presiden untuk Asia Timur, Asia Tenggara dan Pasifik, dan Satvinder Singh , antara lain. yang lain.
Selain itu, Satwinder Singh, Wakil Sekretaris Jenderal Sekretariat Masyarakat Ekonomi ASEAN ASEAN, dan perwakilan ADB juga turut hadir. (mrk/Medan Pers)