Medan Pers, Jakarta – Wakil Rakyat Indonesia dari Rakyat Indonesia Eder Bashoo Yudhoyono (IBAS) menekankan bahwa MPR memainkan peran dalam mencapai pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Salah satunya adalah untuk belajar jika kebijakan ekonomi Indonesia mematuhi prinsip -prinsip keadilan sosial yang tercantum dalam Konstitusi.
BACA JUGA: IBAS: Masa Depan Bangsa akan dibentuk di tangan masa depan
Itu disiarkan oleh IBA ketika dia memimpin pertemuan pleno dari agen Indonesia MPR, Senin (2/12/24).
Pertemuan ini membahas penentuan Badan Milik untuk Badan Evaluasi MPR Indonesia untuk periode 2024-2029 dan untuk desain program kerja 2025.
Baca juga: Peringatan HKN 2024, IBA mengundang masyarakat untuk mendukung dan melindungi reformasi kesehatan
IBAS mengatakan bahwa beberapa materi diskusi yang telah relevan dengan tugas dan fungsi lembaga evaluasi, termasuk masalah nyata yang dapat mempengaruhi fungsi pemerintah dan kebijakan negara.
Salah satu masalah yang digarisbawahi oleh IBA adalah desentralisasi dan otonomi regional. Menurutnya, MPR harus mengevaluasi penerapan desentralisasi dan otonomi regional di Indonesia.
BACA JUGA: ambil bagian dalam taburan bunga di laut, Ibas mengungkapkan arti dari Heroes Day
“Apakah Anda akan efektif atau perlu perbaikan?” Pilitukus bertanya kepada Partai Demokrat.
Diperlukan jawaban tentang bagaimana MPR dapat mendukung kebijakan untuk meningkatkan pemerintah daerah dan meningkatkan kualitas layanan publik.
“Bagaimana implikasi otonomi regional terhadap persatuan negara dan keadilan sosial,” lanjut IBA.
Selain itu, untuk otonomi, reruntuhan juga harus memeriksa apakah kebijakan ekonomi Indonesia mematuhi prinsip -prinsip keadilan sosial yang tercantum dalam Konstitusi.
“Bagaimana MPR dapat menawarkan rekomendasi yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi yang harus bergabung dengan orang, energi, kemandirian makanan dan air, terutama dalam periode ketidakpastian global?” Tanya Ibas.
Menurutnya, MPR RI juga telah memainkan peran penting dalam diskusi dan perumusan solusi yang berkaitan dengan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi di Indonesia.
Dari pertanyaan otonomi dan ekonomi, IBA telah mengirimkan kebutuhan untuk evaluasi khusus tentang bagaimana masalah global berdampak pada politik nasional.
“Bagaimana Indonesia menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim, konflik internasional dan perkembangan teknologi dan inovasi di dunia keuangan?”
“Peran MPR di sini sangat besar dalam membantu merumuskan kebijakan ekonomi asing, berorientasi pada perdamaian atau perdamaian di dunia,” jelas IBA.
Cara pengaruh globalisasi pada kedaulatan negara dan implikasi untuk Konstitusi harus menjadi cahaya sorotan dan perhatian semua pihak, termasuk MPR.
Menurut IBAS, anggota Badan Evaluasi Muzzammil Yusuf telah menyoroti pentingnya hasil studi yang telah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di lapangan.
Dia mengatakan bahwa studi yang relevan dan aplikator dapat menjamin bahwa MPR Indonesia telah menjadi lembaga yang menanggapi berbagai masalah sosial yang dikembangkan.
IBAS berharap bahwa, dengan semangat kolaborasi, Badan Evaluasi MPR Indonesia dapat memberikan konsolidasi untuk pengembangan bangsa.
“Akhirnya, kami berharap bahwa MPR RI dapat memenuhi tugasnya dan memberikan penguatan nasionalisme dan pembangunan berkelanjutan kepada Indonesia yang kuat pada tahun 2045, dan kemudian Indonesia menjadi negara yang dikembangkan pada abad ke -21,” simpul IBA. (Medan Pers)
Baca lebih banyak objek … IBAS mengundang wanita untuk menyadari potensi mereka