Medan Pers, Manila – Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Ia menyatakan tidak akan membiarkan politik kotor merusak Asia Tenggara dan negaranya.
Marcos menekankan bahwa kebenaran tidak bisa dibungkam dan drama politik saat ini bisa berakhir jika pihak-pihak terkait menjawab pertanyaan sah dari para anggota parlemen.
Baca Juga: Jokowi Kirim Anak buahnya ke Pelantikan Presiden Filipina Ferdinand Marcos
“Sebagai negara demokratis, kita harus menghormati supremasi hukum,” kata Marcos melalui video, Senin (25/11).
Pernyataan Marcos muncul setelah Wakil Presiden Sara Duterte menuduh Ketua DPR Martin Romualdez ingin membunuhnya.
Baca Juga: Akankah Presiden Bongbong Marcos Mengakhiri Pembantaian di Filipina?
Duterte juga mengaku telah menyiapkan seseorang untuk membunuh Presiden, istrinya Liza Araneta-Marcos, dan Romualdez, yang merupakan sepupu Marcos, sebagai pembalasan jika ancaman itu menjadi kenyataan.
“Jika mereka membunuh saya, saya katakan, jangan berhenti sampai Anda membunuh mereka, dan dia berkata ‘ya’,” kata Duterte tentang pria yang dia minta untuk dibunuh.
Baca Juga: Dinasti Marcos Kembali Berkuasa di Filipina, China Lihat Peluang Untung
Wakil presiden menghadapi pengawasan lebih lanjut di Dewan Perwakilan Rakyat, karena Romualdez menahan dana khusus yang diterima dari kantornya.
Upaya tersebut dipimpin oleh Romualdez yang tampaknya ingin mencalonkan diri pada Pilpres 2028.
Namun dengan menekankan pentingnya peran Kongres sebagai “cabang independen” pemerintahan, Marcos mengatakan dia tidak akan mengorbankan supremasi hukum yang seharusnya berlaku untuk semua orang.
Ia mengingatkan para pejabat pemerintah akan tanggung jawab mereka untuk melindungi negara dan konstitusi dan menegaskan bahwa para pejabat terpilih tidak boleh menekan pencarian kebenaran.
Marcos dan Duterte mencalonkan diri sebagai sekutu menjelang pemilihan presiden tahun 2022, yang akan memberi pasangan tersebut masa jabatan enam tahun.
Namun, koalisi tersebut telah berubah arah dalam beberapa bulan terakhir. Duterte kemudian mengundurkan diri dari kabinet Marcos, memberinya tanggung jawab atas pendidikan. (semut/dil/Medan Pers)