Medan Pers, DEPOK – Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristianto sukses mempertahankan Sidang Terbuka Pengembangan Doktor di Sekolah Strategi dan Kajian Internasional (SKSG) Universitas Indonesia. Jumat. . (18/10)
Politisi tersebut sebelumnya memperoleh gelar doktor dari Universitas Pertahanan (Unhan) dengan predikat sangat memuaskan dan aman setelah mempertahankan disertasi berjudul ‘Kepemimpinan Strategis Politik, Ideologi dan Kelembagaan Partai serta Pentingnya Ketahanan Partai: Seorang PDI’. Sidang Terbuka Kajian Perjungan di Kampus UI, Depok, Jawa Barat.
Baca Juga: Sidang Dokter Hasto PDIP dihadiri UI, Megawati hingga Ganjar
Dalam pemaparannya, Hasto mengatakan kemampuan PDIP untuk bertahan, tumbuh, dan beradaptasi dalam menghadapi berbagai tantangan menjadi fokus kajian.
“Konstruksi teori tersebut dikembangkan melalui kajian terhadap PDI Perjuangan sejak tahun 1999 hingga akhir pemilu tahun 2024,” ujarnya pada acara promosi doktor terbuka di bawah kepemimpinan Ator Subroto Ph.D. Ah
Baca juga: Hari Ini Hasto Bela Artikel UI Bu Mega, Kami Harap Inisiatifnya Dilibatkan
Pria kelahiran Yogyakarta ini menjelaskan pentingnya penguatan kelembagaan partai untuk menghadapi tantangan saat ini. Hasto menjelaskan, perubahan undang-undang pemilu dan persaingan politik yang ketat membuat partai tidak bisa bertahan lagi.
Oleh karena itu diperlukan pelembagaan dan pelembagaan partai serta strukturnya untuk meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia, ujarnya.
Baca Juga: Hasto Kembali Dapat Gelar Doktor, Usai Putusan MK, Tulisannya Soal Kegigihan PDIP Untungkan Gibran Bin Jokowi
Esai Hasto juga berbicara mengenai guncangan Pilpres 2024 terhadap sistem kelembagaan partai.
“Perilaku ini merupakan akibat dari feodalisme, populisme, dan Machiavellianisme yang didorong oleh kebutuhan akan kekuasaan,” ujarnya.
Hasto menyinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pernyataannya.
“Presiden Jokowi yang seharusnya menjadi teladan dan otoritas moral untuk meningkatkan pengaruh kekuasaan, alasan utama kebanggaan kekuasaannya, sudah teruji kualitas dan kuantitasnya,” ujarnya.
Menurut Hasto, tindakan Presiden Jokowi berdampak negatif. “Akibatnya sangat serius, merugikan demokrasi, supremasi hukum lemah, dan penggunaan sumber daya nasional dan sumber daya negara mengubah total pandangan demokrasi tentang kedaulatan rakyat menjadi demokrasi totaliter,” ujarnya.
Namun PDIP bertahan. Hasto menjadikan kemampuan PDIP bertahan di bawah kediktatoran populis Megawati Soekarnoputri sebagai contoh representatif untuk mengkaji institusionalisasi dan ketahanan partai politik.
Ibu Megawati Soekarnoputri adalah seorang aktivis pro-demokrasi, pendukung demokrasi dan konstitusi, serta memiliki tradisi kepemimpinan intelektual yang tumbuh dari pengalaman tersulit hidupnya, kata Hasto.
Selain memaparkan makalah, Hasto juga sempat mengikuti sesi tanya jawab. Usai sesi tanya jawab, Athor Subroto Ph.D. Jeda pengujian periklanan untuk mengadakan pertemuan tertutup dengan tim penguji.
Beberapa menit kemudian, pengadilan dibuka kembali untuk mengumumkan hasil pertemuan.
“Saudaraku, kami sudah mempelajari instruksinya,” kata Atr.
“Dewan Penguji memutuskan untuk mengangkat Saudara Hasto Christiano sebagai Doktor Program Kajian Strategis dan Kajian Internasional,” imbuhnya.
Selain itu, Athor juga mengumumkan Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK Hasto. “IPK 3,93” ucap Athor yang langsung mendapat tepuk tangan.
Profesor Dr. Satya Arinanto S.H.,M.H. Ia terinspirasi dari Hasto dan mendoakan para santri. “Kami berharap kehidupan politik kalian terus berkembang,” ujarnya.
Selain itu, Prof. Satya mengucapkan selamat kepada PDIP. “Selamat PDIP hari ini punya sumber yang bagus tentunya, gelar kedua, yang bisa dipercaya ke depannya,” pujinya. (tan/Medan Pers) Yuk tonton juga video ini!
Baca artikel lainnya