Guru Besar Unissula Sebut Kehadiran BPN untuk Memperbaiki Sistem Penerimaan Negara

author
1 minute, 28 seconds Read

Jakarta – Jakarta – Badan Pendapatan Negara (BPN) pernah berfokus pada tanggung jawab semua pendapatan pemerintah, peran Direktorat Perpajakan dan tanggung jawab bisnis dan mengecualikan manajemen Kementerian Keuangan.

Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana untuk mengatur BPN dan nomenklatur baru, yaitu Kementerian Pendapatan Negara.

Dia juga membaca: Kepala BPN sedang melakukan kunjungan bisnis pertama ke Sulawesi Utara

Kebijakan Hak Pajak. Selain itu, gagasan memisahkan BPN dari Kementerian Keuangan telah diperkenalkan sejak 2004.

“Meskipun lembaga pendapatan yang ada diubah dalam IV, mereka tidak dapat melebihi informasi ilmiah, kerja sama hukum dengan investor besar dalam berbagai bentuk,” kata Slamet, pada hari Rabu (9/10).

Juga, baca: pemangku kepentingan yang berkaitan dengan resolusi yang mendukung JASA Raharja dan peningkatan manajemen pajak

Dia menekankan bahwa ini dimungkinkan untuk mengevaluasi pendapatan pemerintah dan lembaga dengan lebih akurat. Ini harus dikurangi, berdasarkan rongga tarif yang saat ini terjadi.

“Untuk masyarakat, terutama bagi eksekutif ekonomi, BPN akan memberikan fleksibilitas untuk memenuhi tanggung jawab pemerintah, karena kebijakan dan peraturan hanya akan melewati satu pintu,” katanya.

Selain itu, menurut pendapatnya, BPN dirancang untuk mencapai tujuan pendapatan tanpa mengunduh komunitas kecil. Dengan kebijakan yang lebih sensitif dan terukur, BPN diharapkan untuk mempromosikan kekuatan pengadaan orang dan memberikan kontribusi nyata bagi pendapatan pemerintah.

“Bahkan jika BPN dimungkinkan, BPN tidak akan meningkatkan tarif PPN menjadi 12 persen. Setidaknya 11 persen akan bertahan,” katanya.

Dalam banyak kasus, Edi-Slamet Iratio, yang tunduk pada tujuan tujuan, menekankan bahwa seragam kementerian atau bentuk tubuh baru siap menanggapi dengan cepat pembangunan ekonomi.

“Pemimpin badan ini harus sangat dewasa, dan mengetahui masalah sebenarnya bahwa ini adalah kapasitas pajak yang di -balik dan pengalaman area bersertifikat,” katanya.

Sejauh ini, ada tiga kandidat BPN, yaitu, kepala agen manajemen keuangan Haji Anggito Abimanyu; University of Sultan Agung Islam (Unit), Profesor Universitas Sultan Agung Islam (UNITA); dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat XI, Muxhamad Misbakhun. (ESY / Medan Pers)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *