Medan Pers, JAKARTA – Politisi Golkar, Letjen. gen. TNI (Purn) Ladewik Friedrich Paulus berharap para pemimpin daerah yang tampil pada Pilkada 2024 turut menyukseskan program makan gratis.
Tidak hanya itu, juga akan mendukung ketika ada pekerjaan baru untuk mengembangkan proyek ini.
BACA JUGA: Ahmad Ali-AKA berikan perlengkapan sekolah gratis dan beasiswa untuk siswa dan guru
“Ini proyek bagus. Kalau kita bicara kesehatan ya, dimulai dari badan sehat. Ada kesehatan, ada stunting,” kata Lodewik di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Selasa (15/10).
Selain itu, pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan melanjutkan visi Indonesia Emas 2045 yang memiliki sumber daya manusia berkualitas.
BACA JUGA: Kolaborasi Prabowo dan Ahmad Ali-AKA. Solusi tepat untuk menghilangkan putus sekolah di Sulawesi Tengah.
Mantan Sekjen Golkar ini tak ingin persoalan pemenuhan gizi anak menjadi penghalang.
“Kami berharap bupati mendukung inisiatif Pak Prabov. Bayangkan kalau berhasil maka ekosistem di desa akan berubah, dimana ada UMKM, sayur mayur, peternakan, telur, daging, beras dan pekerjaan,” ujarnya. untuk melanjutkan
BACA JUGA: Gratis BPJS Kesehatan Ahmad Ali-AKA. Pembaruan hebat, bagus untuk orang lain
Ia mencontohkan pasangan calon Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri di Sulawesi Tengah yang memutuskan tidak hanya memberikan makan gratis tetapi juga perlengkapan sekolah gratis.
Menurut dia, penambahan barang serupa tentu akan mendukung proyek tersebut.
“Tentunya kalau pemimpin daerah melakukan hal seperti itu, itu bagus. Artinya secara tidak langsung mereka mendukung agenda Pak Prabowo,” kata Lodewijk.
Berkat proyek ini, pembangunan Sulawesi Tengah akan dipercepat.
Sebab, wilayah tersebut kaya akan sumber daya, khususnya nikel, yang harus dikelola oleh pekerja terampil.
“Kita tahu ada produsen nikel dan banyak untung dari sana. Diasumsikan tenaga kerja didatangkan dari luar. Ya, harusnya ada polisi dari pemerintah daerah,” kata Ladewijk.
“Masyarakat Indonesia harus mempunyai kesempatan yang baik untuk membangun bangsa ini,” tutupnya.
Sebelumnya, calon Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Abdul Karim Aljufri (AKA) meyakini kerja sama kebijakan pangan gratis yang diusung Presiden terpilih Prabowo Subiant serta program sekolah gratis yang diusungnya dan Wakil Gubernur Ahmad Ali akan meningkatkan kualitas. pendidikan di Sulawesi Tengah.
“Sekolah gratis itu 12 tahun, lalu Pak Prabowo hadirkan program makan gratis dan pemberian perlengkapan sekolah gratis, ini langkah yang baik untuk mewujudkan pendidikan berkualitas di Sulteng,” kata AKA yang juga merupakan warga perbatasan. Koordinator Gerindra Sulawesi.
AKA mengatakan, persoalan perlengkapan sekolah seperti baju, sepatu, buku, buku pelajaran, tas sekolah dan lain-lain tidak bisa diabaikan begitu saja.
Banyak orang tua yang mengaku kesulitan mencapai hal tersebut, hingga anaknya tidak bersekolah.
Selain itu, pikiran anak juga kurang percaya diri karena tidak mempunyai perlengkapan untuk berangkat ke sekolah.
“Sekolah gratis, tapi perlengkapan sekolah tidak ada, sehingga orang tua dan anak memiliki harga diri yang rendah dan memilih tidak bersekolah. “Di lapangan memang demikian, sebagai pemimpin kita harus turun tangan, kita ingin seluruh anak-anak Sulteng fokus belajar, tidak memikirkan bagaimana cara membeli pakaian, membeli tas di mana, meminta buku kepada siapa, dan sebagainya. “, lapor AKA.
Ia meyakini program makan gratis dan perlengkapan sekolah gratis merupakan investasi penting jangka panjang di bidang pendidikan untuk menghasilkan generasi muda terampil di Sulawesi Tengah, ujarnya sambil tetap yakin akan menghadapi bonus kependudukan menjelang Indonesia Emas 2045.
“Saya berharap dengan makanan yang baik, anak-anak akan lebih termotivasi untuk bersekolah. Tapi kalau mereka tidak punya buku, sepatu, itu masalah. Makanya kita siapkan perlengkapannya. Biar lebih kuat di sekolah. , “katanya.
AKA juga menegaskan akan mengembangkan pendidikan vokasi untuk memberikan pengalaman dan keterampilan kepada generasi muda Sulteng di bidangnya.
Dia mencontohkan perlunya membuka proyek berdasarkan kebutuhan pasar, seperti Morowoli, Palu, dan Morowali yang bergerak di bidang nikel dan emas.
Kegiatan peternakan dan pertanian saat ini dapat dilakukan di Parigi Mutong dan Bangai.
“Pengembangan politeknik merupakan bagian dari penyelenggaraan pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi dan teknik juga dapat dimasukkan dalam kurikulum sesuai dengan kebutuhan profesi di Sulawesi Tengah. Kami juga akan menekankan keterkaitan antara SMK dengan lembaga swasta dan negeri, sehingga generasi muda Sulteng siap bekerja dan bersaing secara global setelah lulus,” ujarnya.
AKA mengatakan permasalahan putus sekolah atau tidak tercapainya rata-rata lama sekolah (RLS) disebabkan oleh kemiskinan warga.
Meski pendidikan gratis sudah ada selama 12 tahun sejak SBY, namun angka putus sekolah sangat tinggi.
Selain itu, Juara Dunia Pencak Silat ini membeberkan informasi terkini, ada 29.064 anak usia 16-18 tahun putus sekolah di Sulawesi Tengah.
Saat ini, 208,930 mahasiswa berusia 19-24 tahun belum melanjutkan kuliah.
“Kami memberikan beasiswa daerah kepada 29.064 siswa SMA/SMK dan 208.930 mahasiswa, serta merehabilitasi anak-anak putus sekolah dan mengembalikan mereka ke sekolah. Tenaga pedagogik juga diperlukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,” kata AKA.
AKA juga mengatakan, pengabaian rata-rata lama sekolah (RLS) juga terjadi karena anak bekerja atau membantu orang tua dan menikah dini karena alasan ekonomi.
Oleh karena itu, Ahmad Ali AKA mempunyai proyek peningkatan perekonomian masyarakat seperti 10 ribu wirausaha, pengembangan lahan pertanian masyarakat seluas 30 ribu hektar, pengembangan UMKM, pemberian permodalan, pendampingan usaha dan masih banyak lagi.
Permasalahan lainnya adalah sulitnya mencapai sekolah.
Hambatan akses ini tidak hanya terjadi pada anak-anak, namun juga pada pemerintah, kepala sekolah, dan guru yang ingin meningkatkan pendidikan di daerah tersebut.
Oleh karena itu, AKA ingin memastikan perbaikan jalan, sarana dan prasarana di sekolah dapat dilakukan dan dilakukan dengan tepat.
Beberapa hal yang akan dilakukan Ahmad Ali dan AKA di pemerintahan adalah menyelesaikan pembangunan distrik (686 desa), membantu penyambungan listrik 35.000 rumah tanpa listrik, dan membantu penyediaan listrik ke daerah 3T, mempercepat, meningkatkan. dan membandingkan pembangunan jalan dan jembatan, serta irigasi.
Kemudian mempercepat, meningkatkan koneksi darat dan air antar wilayah perbatasan, dan bekerja keras untuk melindungi jalan provinsi dan irigasi.
“Ada yang mau sekolah, ada guru yang mau mengajar, tapi aksesnya sulit, listrik tidak ada, jaringan telepon tidak ada. Saya tidak belajar atau mengajar, saya berhenti. “Tidak boleh terulang lagi, saya dan Ahmad Ali akan memastikannya,” pungkas AKA (dil/Medan Pers).