Medan Pers, Kazan – Menteri Luar Negeri Sugiono kembali menegaskan dukungan teguh Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina, hal itu diungkapkannya hari ini dalam pertemuan pemerintah dengan Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Pertemuan antara Sugiono dan Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif PLO Hussein al-Sheikh berlangsung pada Rabu di sela-sela KTT BRICS Plus 2024 di Kazan, Rusia.
Baca Juga: Sugiono Naik Panggung Dunia
“Isu Palestina akan selalu menjadi garda depan diplomasi Indonesia dan saya pastikan kita berdiri di sisi rakyat Palestina,” kata Sugiono seperti dikutip dari keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Rabu.
Menlu RI mengatakan, komitmen Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina juga ditegaskan oleh Prabowo Subianto dalam pidato pertamanya setelah dilantik menjadi kepala pemerintahan Indonesia pada 20 Oktober di Jakarta.
Baca Juga: Sugiono Retno Marsudi Bertekad Lanjutkan Perjuangan
Dukungan tersebut akan diberikan Indonesia, melalui dukungan politik kepada Palestina, gencatan senjata permanen, dan upaya damai lainnya untuk mencapai solusi bilateral yang didukung komunitas internasional.
Indonesia, Menteri Luar Negeri, mengatakan bantuan kemanusiaan ke Palestina akan terus berlanjut, baik secara internal maupun melalui badan PBB seperti UNRWA.
Baca Juga: Menlu Retno Tekankan Indonesia Tak Takut Hadapi Ancaman Israel terhadap Markas UNIFIL Lebanon
Sugiono mengatakan kepada Al-Sheikh bahwa Indonesia selalu mendorong upaya bersama di tingkat regional dan global untuk mendorong perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.
Menlu RI menyampaikan harapannya agar pertemuan BRICS di Rusia dapat dimanfaatkan untuk memperkuat kerja sama negara-negara baik untuk mengakhiri serangan Israel di Palestina dan berupaya menuju berdirinya negara Palestina yang merdeka.
Kedatangan Sugiono di Rusia merupakan kunjungan resmi pertamanya untuk mengikuti KTT BRICS Plus sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo setelah dilantik menjadi Menteri Luar Negeri RI pada hari ini Senin (21/10).
KTT BRICS ke-16 diselenggarakan pada 22-24 Oktober di Kazan, Rusia, dan dihadiri oleh perwakilan 32 negara — 24 di antaranya adalah kepala negara — serta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (semut/dil/Medan Pers)