Medan Pers, JAKARTA – Menteri Perekonomian Baru/Direktur Badan Perekonomian Baru (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya menilai film merupakan bagian penting yang mampu menghidupkan perekonomian baru.
Hal itu diungkapkan Riefky saat bertemu dengan Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) pada tahun 1956 untuk membahas peluang kerja sama dalam mengembangkan ekonomi kreatif, khususnya industri film.
BACA JUGA: Menteri Perekonomian Teknologi dan Mendagri Tandatangani Perintah, Ekonomi Kreatif Diharapkan Tumbuh
Riefky di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin, mengatakan: “Kami ingin berbagai sektor ekonomi kreatif memiliki jaringan ekosistem, menciptakan metode kerja yang lebih efisien dan berkelanjutan, serta mendorong pengurangan dan bisnis ekonomi baru. .” 9/12).
Riefky memaparkan cetak biru pengembangan ekonomi kreatif dan beberapa permasalahan utama yang muncul dalam pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia, awal mula kurangnya pemahaman peserta akan pentingnya Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), kurangnya infrastruktur, dan akses terhadap pasar.
BACA JUGA: Eve’s Last Stand, Kisah Horor yang Menguji Persahabatan dan Keberanian
Riefky kemudian banyak memberikan hibah kerjasama dengan PARFI pada tahun 1956. Hal ini mencakup promosi diplomasi budaya di tingkat internasional dan peningkatan kualitas kerja melalui program kreativitas, produksi dan promosi pembangunan karena perannya dalam pengembangan industri. .mereka kreatif dalam hal permainan.
“Kolaborasi ini sangat penting karena film, animasi, dan video juga penting untuk menjadi mesin baru bagi perkembangan perekonomian negara,” kata Riefky.
BACA: Syuting 12 Jam Di Atas Kapal, Para Pemain dan Kru Gila Melihat Laut
CEO PARFI, Marcella Zalianty, menilai rencana besar yang diajukan Riefky terencana dan konstruktif. Dimana organisasi tersebut sangat memperhatikan peran dan kerjasama dalam program kerja Kementerian Perekonomian dan Teknologi.
Dalam pertemuan tersebut, Marcella mengemukakan banyak hal yang bisa didukung oleh Departemen Ekonomi Baru. Hal ini mencakup peningkatan kualitas pekerja, kesejahteraan para aktor, kebijakan dan regulasi yang lebih baik untuk industri film, serta pembaruan kontrak setelah pemisahan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Baru.
“Kami adalah komunitas yang siap berkolaborasi dan terus mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif ini, tidak hanya secara nasional tetapi global,” kata Macella. (tan/Medan Pers)
BACA LEBIH LANJUT… Film Keajaiban ke-2 di Sel No. 7 Meluncurkan Poster dan Trailer