Medan Pers – Sebanyak 42 pelajar asal Maluku Utara, Papua dan Sulawesi menerima beasiswa dari Eramet dan Yayasan Kitong Bisa (KBF Indonesia). Beasiswa ini bertujuan untuk mengurangi akses terhadap pendidikan berkualitas di wilayah Timur Indonesia.
Menurut Chief Sustainability and External Affairs Officer Eramet, Virginie de Chassi, program ini merupakan bagian dari rencana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Eramet, sebuah tindakan pertambangan positif yang mendukung pembangunan lokal dan berkelanjutan.
BACA JUGA: Inilah kriteria untuk mendapatkan lebih banyak endorsement di tahun 2024. Saat memilih PPPK, bebas memilih OPD
“Melalui program nirlaba, kami ingin mengurangi kesenjangan pendidikan dan gender dengan memberikan dukungan kepada masyarakat di wilayah operasi kami,” kata Virginie saat acara pemberian token di Hotel Bidakara, Jumat (22-11).
Penerima beasiswa, yang dipilih berdasarkan prestasi akademis, status ekonomi dan komitmen terhadap pengembangan wilayah asal mereka, akan menerima dukungan untuk biaya sekolah, biaya hidup dan buku. Selain itu, mereka juga dilatih untuk meningkatkan keterampilan teknis dan non teknisnya.
BACA JUGA: Guru PPPK di Karanganyar Makin Kecewa, Tak Terlihat Hasil Setelah Meninggal, Pemerkosa Marak
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), angka partisipasi pendidikan tinggi di Indonesia Timur tertinggal dibandingkan daerah lain, dan angka putus sekolah akan mencapai 4,37 persen pada tahun 2020.
Menurut Billy Mambrasar, pendiri KBF Indonesia, sinergi antara pihak swasta dan pemerintah sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. “Kerja sama dengan Eramet merupakan sebuah tonggak penting bagi KBF Indonesia. Kami bersyukur atas visi besar Eramet dalam membina talenta-talenta terbaik tanah air,” ujar Billy.
BACA JUGA: Mantan Bupati Ini Ditangkap Polisi Karena Kasus Penganiayaan Anak
Ratna Prabandari, Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Pendanaan Pendidikan Tinggi (BPPT) memberikan penilaian positif terhadap inisiatif ini. Ia berharap kerja sama tersebut dapat terus dilanjutkan untuk mempercepat pembangunan sumber daya manusia tingkat tinggi di Indonesia.
Di masa depan, Eramet berencana untuk memprioritaskan kebutuhan lokal dan menjalankan inisiatif baru untuk mendukung pembangunan lokal yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada saat yang sama, Gubernur Sulut Olli Dondokambey memuji program tersebut. Menurutnya, beasiswa ini penting bagi pemuda kawasan Indonesia Timur untuk mengembangkan sumber daya manusia di daerah.
“Saya sangat bersyukur dan bangga dengan apa yang telah dilakukan Eramet dan KBF Indonesia dalam memberikan beasiswa kepada anak bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia,” ujarnya.
Politisi PDI Perjuangan ini berharap kedepannya beasiswa bagi pelajar Sulut semakin meningkat.
“Jadi mendongkrak SDM Indonesia Timur. Saya berharap kuota Sulut bertambah karena kita tahu betul generasi muda di kawasan Timur membutuhkan beasiswa ini,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, pemerintah daerah telah mengalokasikan dana untuk beasiswa. Namun, ini lebih ditujukan bagi mereka yang mencari Gurunya.
“Pemda ada, tapi khusus mahasiswa pascasarjana. Kami tidak memberikan beasiswa penuh untuk S1,” tutupnya (esy/Medan Pers).