Diterjang Impor Ilegal, Puluhan Perusahaan Tekstil Nasional Kolaps

author
2 minutes, 4 seconds Read

Medan Pers, Jaket – Indonesia Industri tekstil telah menderita dari sisi yang berbeda, bahkan banyak yang bukan bisnis. Data dari Asosiasi Indonesia Indonesia dari Konferensi Indonesia Konferensi Indonesia menunjukkan bahwa dua tahun terakhir 2022-2024 harus ditutup untuk 60 perusahaan tekstil. 

“Banyak pabrik ditutup pada tahun 2024. Sekitar 60 perusahaan di sektor saat ini dan di tengah industri tekstil,” kata Apsyfi, Red -gita Virvasta, pada hari Selasa (12/17), mengatakan.

BACA JUGA: Inilah yang dilakukan bea cukai untuk mendukung industri tekstil lokal

Karena jumlah pabrik yang ditutup untuk pemecatan pekerjaan. Banyak pekerja pabrik yang bergantung pada ekonomi mereka dipaksa untuk dibebaskan karena perusahaan runtuh.

“Sekitar 250.000 pekerja sedang menjalani pekerjaan (PHK),” katanya.

BACA JUGA: I dan warisan ibu dari seni tekstil dan campuran batk faging landsan

Menurut anestesi, penutupan perusahaan -perusahaan tekstil ini diaktifkan oleh peningkatan impor ilegal yang memasuki pasar lokal tanpa kendali ketat atas pemerintah. Ini meningkatkan keadaan industri tekstil di Indonesia, yang sebenarnya telah mengalami industrialisasi selama sepuluh tahun terakhir.

Selama kubik 19, pada tahun 2021, kemudian impor dari Cina, industri tekstil Indonesia dipulihkan. Namun, itu tidak beruntung ketika Filk sudah berakhir dan dibawa lagi, barang -barang ilegal juga membanjiri pasar. 

Baca juga: Banten Customs Services Sangat Pasokan, Perusahaan Tekstil Ini Memberikan Penghargaan

“Akibatnya, banyak perusahaan harus menghentikan kegiatan mereka karena mereka terluka dari luar,” katanya.

Kondisi ini juga mempengaruhi sektor yang berdekatan, seperti industri patrokimia dan produksi asam pemurni (PTA), yang merupakan bahan baku utama untuk tekstil. Dia mengatakan bahwa jika produksi PTA rusak, permintaan listrik juga berkurang.

“Masalahnya adalah impor yang tidak dapat diterima. Ini mengurangi penggunaan industri kami dan mempengaruhi sektor -sektor lain seperti listrik dan logistik,” jelas Anestesi.

Industri tekstil sebenarnya sangat penting bagi ekonomi Indonesia, dengan kontribusi 11,73 persen untuk konsumsi listrik sektor industri dan 5,56 persen produk lokal bruto (produk). Namun, sebagian besar pasar lokal sekarang diharapkan dalam barang impor ilegal yang menyebabkan kerugian bagi negara, baik untuk pajak maupun hutang impor.

“Impor yang tidak valid adalah pembunuh utama dalam industri tekstil Indonesia, sekitar 40 persen barang jatuh ke Indonesia yang belum secara resmi terdaftar,” tambahnya.

Dia juga menyarankan agar pemerintah mengatasi masalah dengan impor ilegal untuk menyelamatkan pasar lokal dan memungkinkan industri tekstil lokal pulih. Dia mengatakan bahwa sektor ini dapat menyumbangkan hingga 8 persen dari produk lagi jika masalahnya dapat diatasi.

Untuk alasan ini, langkah -langkah yang berbeda harus diambil, termasuk lebih banyak pembatasan impor dan meningkatkan sistem port. 

“Port memiliki kelemahan sistem yang secara khusus terkait dengan penggunaan pemindai dan data impor (produk impor resmi) yang tidak sinkron. Ini adalah celah dalam pengenalan barang ilegal,” katanya. (ESY/Medan Pers)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *